AbstrakAsfiksia neonatorum masih menempati urutan kedua sebagai penyebab kematian bayi baru lahir pada minggu pertama kehidupan setelah BBLR di Indonesia. Kegagalan bernapas secara spontan dan teratur menjadi penyebab utama kematian. Mengidentifikasi faktor risiko merupakan upaya memperkecil angka kejadian dan tingkat kefatalan bayi dengan asfiksia, diantaranya karena kala II memanjang, air ketuban bercampur mekoneum dan usia ibu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kala II memanjang, air ketuban bercampur mekoneum dan usia ibu secara bersama maupun sebagian terhadap kejadian asfiksia neonatorum. Penelitian ini menggunakan survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian adalah semua bayi baru lahir di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang yang tercatat di instalasi rekam medik, menggunakan teknik total sampling sebanyak 156 kelahiran pada periode 1 September sampai 1 Oktober 2016. Data di analisis secara univariat dan bivariat dengan uji chi-square. Hasil penelitian diperoleh hubungan bermakna antara Persalinan Kala II memanjang dengan Asfiksia Neonatorum (p=0,002) dan OR=42,600 yang berarti persalinan dengan Kala II memanjang berisiko 42,6 kali menyebabkan Asfiksia Neonatorum, begitu pula dengan air ketuban bercampur mekoneum dimana p=0,000 dan OR=21,719 yang bermakna air ketuban bercampur mekoneum berisiko 21,719 kali menyebabkan Asfiksia, tetapi tidak untuk usia ibu (p value 0,603; OR = 0,858). Deteksi dini melalui perawatan antenatal secara rutin dapat meminimalisir faktor risiko dan kejadian Asfiksia Neonatorum. Kata kunci: asfiksia neonatorum, air ketuban bercampur bercampur mekomenum, persalinan kala II memanjang, usia ibu
Copyrights © 2022