Titanium dan paduannya lebih banyak dipilih untuk pemasangan implan ortopedi karena mempunyai sifat tahan korosi dan sifat mekanik yang jauh lebih baik dibanding baja tahan karat (stainless steel). Namun demikian, penggunaan titanium dan paduannya masih memiliki kekurangan. Salah satunya, ketahanan korosi titanium dapat berkurang di lingkungan asam (pH asam). Penelitian ini bermanfaat bagi dokter ortopedi dalam memilih bahan titanium yang lebih tahan korosi untuk aplikasi ortopedi. Material Ti-6Al-4V ELI (Extra Low Intertitial) dengan diameter 1,2 cm dan ketebalan 2,5 mm dilapisi hidroksiapatit komersil, kemudian diuji rendam (immersion test) dalam larutan Hanks (pH 6,0). Pengujian dilakukan dalam empat variasi waktu (t); 1, 2, 3 dan 4 minggu. Laju korosi dihitung dengan metode pengurangan berat (weight loss). Untuk material yang dilapisi HA, tidak ditemukannya indikasi terjadinya korosi, sedangkan material yang tidak dilapisi banyak ditemukan indikasi terjadinya korosi. Laju korosi meningkat seiring pertambahan masa rendam selama 1, 2, 3 dan 4 minggu. Ini dapat dilihat dari pengurangan berat pada sampel uji, terjadi korosi merata yang terdistribusi secara merata di seluruh bagian permukaan spesimen uji. Korosi merata ini juga disebabkan adanya unsur Carbon (C) yang bersenyawa dengan oksigen (O2) menjadi karbondioksida (CO2). CO2 ini larut dalam SBF, membentuk asam karbonat (H2CO2) yang meningkatkan korosifitas.
Copyrights © 2022