Jurnal Teknik Lingkungan
Vol. 21 No. 1 (2015)

SISTEM DINAMIK OPTIMALISASI PENGGUNAAN ENERGI SEKTOR DOMESTIK DI DUA DESA KABUPATEN BANDUNG BARAT

Diva Oktavariani (Program Studi Magister Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung)
Asep Sofyan (Program Studi Magister Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung)



Article Info

Publish Date
01 May 2015

Abstract

Abstrak: Energi memainkan peranan yang sangat penting dalam semua sektor kehidupan (industry, transportasi, rumah tangga, komersil, dan lain-lain), sementara memasak adalah kegiatan utama yang rutin dilakukan di rumah tangga. Bahan bakar yang dominan digunakan adalah gas elpiji dan kayu bakar. Meningkatnya jumlah penduduk akan diiringi oleh meningkatnya kebutuhan akan bahan bakar, yang akan berdampak pada peningkatan konsumsi energi dan peningkatan emisi CO2 (gas rumah kaca) ke atmosfer. Penggunaan kayu bakar yang masih cukup banyak di Kabupaten Bandung Barat sehingga perlu dilakukannya suatu kajian konversi bahan bakar dalam upaya penurunan jumlah pengguna kayu bakar, konsumsi energi dan emisi CO2 yang dihasilkan. Penelitian ini menyajikan analisis terhadap upaya optimalisasi penggunaan energi di sektor domestik (bahan bakar untuk memasak) dengan menggunakan bantuan perangkat lunak STELLA®. Penentuan pola konsumsi bahan bakar di Kabupaten Bandung Barat, Identifikasi terhadap komponen yang mempengaruhi pola konsumsi bahan bakar di rumah tangga, hingga membangun pemodelan sistem dinamik, merupakan tahapan metodologi dalam penelitian ini. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa 85% KK di Desa Lembang menggunakan elpiji sebagai bahan bakar utama untuk memasak, sisanya menggunakan kayu bakar. Sementara di Desa Tenjolaut 63% KK menggunakan kayu bakar dan sisanya menggunakan elpiji. Adapun komponen utama yang mempengaruhi penggunaan jenis bahan bakar untuk memasak adalah pendapatan keluarga dan kedekatan lokasi dengan perkebunan/ hutan. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa pola konsumsi energi dari kedua desa memiliki kecenderungan untuk terus naik setiap tahunnya. Akan tetapi, jika diberikan skenario intervensi berupa pengurangan jumlah pengguna kayu bakar maka pola konsumsi energinya akan mengalami penurunan begitupun halnya dengan emisi CO2 yang dihasilkan. Di Desa Lembang, pada tahun 2025 diperkirakan nilai konsumsi energinya sebesar 437 TJ, setelah diberikan intervensi yang intensif maka dihasilkan penurunan konsumsi energi hingga menjadi 201 TJ. Di Desa Tenjolaut, konsumsi energi di tahun 2025 diperkirakan sebesar 391 TJ dan kemudian turun menjadi 278 TJ setelah diberikan intervensi. Emisi CO2 di Desa Lembang pada tahun 2020 diperkirakan akan berkurang sebesar 8.536 ton CO2, sementara Desa Tenjolaut diperkirakan total emisi CO2 nya akan berkurang sebesar 11.400 ton CO2 di tahun 2025. Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa Desa Lembang lebih cepat untuk mencapai program penurunan penggunaan kayu bakar. Kata kunci: konsumsi energi, sektor domestik, sistem dinamik, dan emisi CO2 Abstract: Energy plays a very important role in all sectors of life (industry, transportation, household, and commercial), while cooking is a primary activity done by the household. Cooking fuel that usually used by the households are LPG and firewood. Increase in population and the needs of fuel, will effect on the enhancement of the energy consumption and CO2 emission (green house gases) to the atmosphere. The use of firewood in Bandung Barat regency is much enough, so then we need to have a research in order to find the solution in decreasing the number of people who used a firewood, decreasing the energy consumption and CO2 emission. This research presents an analysis on the optimizing the used of energy in domestic sector, especially the use of cooking fuel, by using software STELLA®. The methodology in this research start with the determination the pattern of fuel consumption in Bandung Barat Regency, identification the components that affect the pattern of fuel consumption in household, and last,  built a system dynamics. The questionnaire shows that 85% of household in Lembang village is using LPG and the rest is using firewood. Meanwhile, in Tenjolaut village, 63% of household using firewood and the rest is using LPG. Main components that influence the household in choosing the cooking fuel are income and distance to the plantation or forest. The results of model simulation shows that pattern of energy consumption in both villages have the same trend, which is increasing. However, if we give an intervention by reducing the number of firewood user, the pattern of energy consumption and CO2 emissions is tend to fall. In Lembang village, the energy consumption in 2025 is predicted to be 437 TJ, it will decrease to 201 TJ after some intensive intervention. In Tenjolaut village, the energy consumption in 2025 is predicted to be 391 TJ and after some intervention, it will become 278 TJ. Emission of CO2 in Lembang village will decrease as much as 8.536 ton CO2 in 2020, while in Tenjolaut village, it will decrease at amount of 11.400 ton CO2 in 2025. From the above explanation, it is conclude that Lembang village will able to first reach the program for reducing the used of firewood compared to Tenjolaut village. Keywords: energy, domestic sector, system dynamics, and optimization

Copyrights © 2015






Journal Info

Abbrev

jtl

Publisher

Subject

Engineering Environmental Science

Description

Jurnal Teknik Lingkungan ITB merupakan jurnal resmi yang dipublikasikan oleh Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung. Jurnal ini mencakup seluruh aspek ilmu Teknik Lingkungan sebagai berikut (namun tidak terbatas pada): pengelolaan dan ...