Rumah adalah bangunan yang dijadikan tempat tinggal selama jangka waktu tertentu. Namun ternyata belum banyak masyarakat mengetahui seperti apa kriteria rumah yang layak untuk dihuni. Saat ini masalah menyediakan rumah layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) masih menjadi permasalahan Pemerintah Indonesia dan Dinas terkait lainnya. Berbagai jenis bantuan perbaikan rumah layak huni atau bedah rumah telah banyak dilakukan berbagai pihak, baik oleh pemerintah maupun swasta. Akan tetapi bantuan yang diberikan relatif belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dalam jumlah sasaran karena begitu banyaknya masyarakat yang mengajukan permohonan untuk bantuan bedah rumah tersebut. Sehingga dalam pemberian bantuan tersebut, perlu ditetapkan berbagai kriteria atau syarat sebagai standart penyeleksian agar penyaluran bantuan tepat pada sasarannya. Penentuan penerima bantuan bedah rumah yang didasarkan pada kriteria-kriteria tersebut sering kali menjadi masalah dalam proses pengambilan keputusan. Untuk mengekspresikan preferensi pengambil keputusan pada alternatif yang paling diinginkan, dapat dilakukan dengan menerapkan Technique For Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS). Metode TOPSIS akan di kombinasikan dengan logika fuzzy untuk menentukan nilai bobot pada setiap atribut kriteria, yang dilanjutkan dengan proses perangkingan untuk menyeleksi alternatif terbaik, dalam hal ini adalah alternatif yang valid sebagai penerima bantuan yang sesuai dengan kriteria. Dengan metode ini diharapkan proses penilaian akan lebih tepat dan akurat karena didasarkan pada nilai kriteria dan bobot yang telah ditentukan.
Copyrights © 2020