Latar belakang: Setiap tahun sekitar 10,5 juta kematian anak yang terkait dengan masalah kekurangan gizi. Dimana 98% dari kematian ini dilaporkan terjadi di negara-negara berkembang. Indonesia memiliki prevalensi balita pendek tertinggi (37,2%) dibandingkan Myanmar (35%), Vietnam (23%), Malaysia (23%), Thailand (16%), dan Singapura (4). Tujuan Penelitian: untuk menganalisis faktor risiko kejadian stunting pada balita usia 25-59 bulan di Desa Pejaten Kramatwatu. Metode penelitian ini bersifat analitik observasional dengan desain case control. Sampel dalam penelitian ini dibagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok kasus 107 dan kelompok kontrol sejumlah 107 balita yang berusia 25-59 bulan dengan teknik simple random sampling. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu microtoice dan kuesioner yang diisi oleh orang tua balita. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan variabel Pendidikan (p = 0,000), pemberian ASI (p = 0,004), Berat lahir bayi (p = 0,001), Riwayat TB ibu (p = 0,000), pendapatan orang tua (p = 0,000) berhubungan dengan kejadian stunting (p 0,000, 0,004, 0,001, 0,000, 0,000, 0,001). Simpulan: Pendapatan orang tua menjadi faktor risiko paling berpengaruh atau paling dominan terhadap kejadian stunting pada balita usia 25-59 bulan.
Copyrights © 2022