Nyeri akibat prosedur dilatasi dan kuretase memerlukan suatu manajemen anestesi. Kombinasi obat anestesi yang menghasilkan efek sedasi dan analgesi adekuat, hemodinamik stabil dan efek samping minimal dibutuhkan.Penelitian untuk mengetahui perbandingan efektivitas antara kombinasi 1,5 mg/kgBB propofol 1% + 0,5 mg/kgBB ketamin 1% dengan 1,5 mg/kgBB propofol 1%+2 μg/kgBB fentanil terhadap nilai Bispectral Index Scale (BIS) pada tindakan dilatasi dan kuretase. Uji acak terkontrol, buta ganda, dilakukan di Central Operating Theatre RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang, dari bulan Juni sampai Agustus 2013. Sebanyak 66 subjek penelitian diikutsertakan dan dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama diberikan kombinasi 1,5 mg/kgBB propofol 1% + 0,5 mg/kgBB ketamin 1% dan kelompok kedua diberikan kombinasi 1,5 mg/kgBB propofol 1% + 2μg/kgBB fentanil. Selama prosedur, kedalaman BIS dicatat setiap 3 menit. Status hemodinamik dan lama bangun juga dicatat. Data dianalisis dengan statistical product and service solution (SPSS) versi 20. Lama bangun kedua kelompok secara statistik bermakna (p<0,05), sedangkan kedalaman sedasi, dan perubahan hemodinamik tidak (p>0,05). Kedalaman sedasi pada kedua kelompok dipertahankan antara BIS 40–60 dan secara klinis perubahan hemodinamik pada kombinasi propofol–ketamin lebih stabil. Kombinasi propofol-ketamin lebih efektif dibandingkan dengan propofol-fentanil karena menghasilkan kedalaman sedasi yang adekuat, lama bangun yang lebih singkat, status hemodinamik yang lebih stabil, serta tidak menimbulkan efek samping pada prosedur dilatasi dan kuretase.
Copyrights © 2020