Data hujan terukur dari sisi jumlah dan interval waktu pendek masih belum tersedia secara merata di seluruh wilayah Indonesia. Data hujan merupakan data utama yang dapat ditransformasi menjadi data debit aliran sebagai pengganti data debit terukur untuk analisis hidrologi, sehingga keterbatasan data hujan terukur merupakan hambatan yang cukup besar. Perkembangan teknologi saat ini memberikan opsi lain sebagai pengganti data hujan terukur untuk dapat dimanfaatkan dalam analisis hidrologi. Salah satu teknologi modern yang dirasa dapat mengganti ketidak-tersediaan data hujan terukur adalah data hujan satelit. Data hujan satelit telah mencakup secara merata di seluruh wilayah Indonesia dengan interval waktu pendek. Salah satu data hujan satelit yang dapat dimanfaatkan dan ditransformasi menjadi debit aliran adalah data hujan satelit GPM 3IMERGHH. Penelitian dilakukan di sub DAS Winongo hulu pada tanggal 19 s/d 21 Februari 2017 dengan menerapkan Metode Nash pada data hujan satelit GPM 3IMERGHH yang ditinjau berdasarkan grid spasialnya untuk mengetahui perbandingan hidrograf limpasan langsung dari data hujan satelit GPM 3IMERGHH di sub DAS Winongo hulu dan data terukur dari sub DAS lain dengan karakteristik serupa. Perbandingan debit limpasan langsung sub DAS Winongo hulu dan sub DAS Code hulu menunjukkan hasil yang cukup sejajar, dengan demikian metode satuan Nash dianggap dapat digunakan untuk menganalisis hidrograf.
Copyrights © 2021