cover
Contact Name
Asep Harhar Muharam
Contact Email
jtsda@hathi.id
Phone
+6281284830523
Journal Mail Official
jtsda@hathi.id
Editorial Address
Gedung Direktorat Sumber Daya Air Lt. 8 Jl. Patimura No 20 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jakarta Selatan, DKI Jakarta - 12110
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Teknik Sumber Daya Air
ISSN : 24071048     EISSN : 29628105     DOI : -
Jurnal Teknik Sumber Daya Air (JTSDA) adalah jurnal berbahasa Indonesia yang memuat naskah ilmiah dalam bidang Teknik Sumber Daya Air dengan proses review secara double-blind peer-reviewed. JTSDA terbit 2 (dua) kali dalam setahun, open access, menerima berbagai tipe naskah, baik naskah penelitian (research articles), naskah kasus teknik (technical notes), ataupun naskah ulasan (review articles). Ketiga tipe naskah JTSDA tersebut mencakup aspek konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, pengendalian daya rusak sumber daya air, sistem informasi sumber daya air, serta kelembagaan sumber daya air.
Articles 32 Documents
Stabilitas Alur Meander Ditinjau dari Geometri Alur dan Klasifikasi Tanah Siti Murniningsih
Jurnal Teknik Sumber Daya Air Vol. 1 No. 1 (Juni 2021)
Publisher : Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia (HATHI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (447.235 KB) | DOI: 10.56860/jtsda.v1i1.13

Abstract

Sungai pada umumnya dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu bagian hulu, bagian tengah dan bagian hilir. Dari hulu sampai ke hilir dapat dicermati perubahan-perubahan komponen sungai seperti kemiringan sungai, debit sungai, kecepatan aliran, ukuran bahan dasar material dasar sungai dan bentuk alur sungai. Daerah meander atau bagian sungai yang mempunyai alur dengan pola meander atau berkelok-kelok biasanya terdapat di di daerah perpindahan sungai bagian tengah dan bagian hilir yang mana kemiringan memanjang di daerah tersebut mulai berkurang sehingga kecepatan akan menurun.. Dengan demikian adanya perubahan geometri penampang sungai dan geometri alur serta perubahan klasifikasi tanah dasar sungai dapat mempengaruhi stabilitas alur meander. Hubungan antara stabilitas alur meander dengan geometri meander dan klasifikasi tanah dasar sungai ini akan di teliti pada sungai Pesanggrahan yang melewati kota Jakarta dengan mempergunakan perangkat lunak ArcGIS untuk sistem informasi geografis, perangkat lunak HEC-RAS untuk penelusuran alur dan model fisik geometri alur meander dengan radius kurva lebih kecil dari 900 dan radius kurva lebih besar dari 900 serta klasifikasi tanah dasar sandy silt dan clayey silt . Hasil dari model fisik untuk alur meander dengan geometri radius kurva lebih kecil dari 900 lebih stabil daripada alur meander dengan geometri radius kurva lebih besar dari 900. Dengan demikian jika ada pekerjaan normalisasi sungai dan ditemukan alur meander yang tidak berubah bentuk selama beberapa tahun disarankan tidak perlu dilakukan pelurusan untuk menjaga ekosistim dari daerah aliran sungai secara keseluruhan.
Metode Erosivitas Hujan dan Model Sediment Delivery Ratio untuk Prakiraan Erosi dan Sedimentasi pada Bendungan Tilong Judi Nasjono; Elsy Hangge; Maria Kelen
Jurnal Teknik Sumber Daya Air Vol. 1 No. 1 (Juni 2021)
Publisher : Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia (HATHI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (383.554 KB) | DOI: 10.56860/jtsda.v1i1.15

Abstract

Tulisan ini menjabarkan teknik dan ilmu dalam memperoleh Sediment Delivery Ratio (SDR) di Daerah Aliran Sungai (DAS) Bendungan Tilong. Besar erosi lereng yang terjadi dalam daerah aliran sungai diperkirakan menggunakan metode Universal Soil Loss Equation (USLE), dengan indeks erosivitas menggunakan metode Bols, Utomo dan Lenvain, erodibilitas tanah  ditetapkan bedasarkan karakteristik tiga jenis tanah dalam DAS, indeks topografi berupa kemiringan lereng beserta indeks vegetasi penutupan lerang dianalisis memanfaatkan metode Geographic Information System (GIS), besar sedimentasi diperoleh dari hasil pengukuran echosounding di waduk Bendungan Tilong yang telah dilaksanakan sebanyak dua kali. Hasil pengukuran echosounding dan perkiraan erosi dari tahun 2002 – 2006 dipergunakan untuk menghasilkan SDR, sedangkan keandalan model diperiksa memakai data pengukuran tahun 2007 – 2015. Terdapat tiga nilai SDR hasil analisis menggunakan tiga metode erosivitas, dengan relatif bias terkecil bila menggunakan metode Bols dan relatif bias terbesar menggunakan metode Lenvain.
Deteksi Keberadaan Air Tanah dengan Menggunakan Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Eva Rolia; Dwita Sutjiningsih; Evi Anggraheni; Agus Surandono
Jurnal Teknik Sumber Daya Air Vol. 1 No. 1 (Juni 2021)
Publisher : Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia (HATHI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (542.346 KB) | DOI: 10.56860/jtsda.v1i1.21

Abstract

Keberadaan air tanah perlu dikelola dengan baik secara kualitas dan kuantitasnya. Hal ini dilakukan agar sumber daya air dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Penggunaan air tanah cenderung meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk, oleh karena itu perlu adanya perencanaan dan pemakaian air tanah yang bijak untuk melindungi sumber yang ada demi kelestarian sumberdaya air di Kecamatan Seputih Surabaya Kabupaten Lampung Tengah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeteksi keberadaan akuifer air tanah berdasarkan jenis lapisan batuan dengan menggunakan alat geolistrik konfigurasi Schlumberger dan pemodelan dengan menggunakan software IP2Win di daerah Kecamatan Seputih Surabaya Kabupaten Lampung Tengah dengan jumlah titik pengukuran sebanyak 15 titik.Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis lapisan batuan yang terdapat pada daerah penelitian didominasi oleh lempung, pasir berlempung, lempung berpasir, pasir dan batuan kristalin. Dari hasil penelitian ini juga didapat bahwa akuifer air tanah rata-rata berada pada kedalaman 3,34 meter hingga 53,3 meter dari muka tanah. Jenis akuifer yang terdapat pada daerah penelitian adalah akuifer bebas dan akuifer tertekan.
Kajian Nilai Curve Number pada Daerah Aliran Sungai Manikin di Kabupaten Kupang Denik Sri Krisnayanti; Davianto F. Welkis; Tri M.W. Sir; Wilhelmus Bunganaen; Alvine C. Damayanti
Jurnal Teknik Sumber Daya Air Vol. 1 No. 1 (Juni 2021)
Publisher : Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia (HATHI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (625.312 KB) | DOI: 10.56860/jtsda.v1i1.3

Abstract

Daerah Aliran Sungai Manikin terletak di Kabupaten Kupang dengan luasan DAS 45,63 km2 dan panjang sungai utama 8,62 km. Pada musim kemarau, sungai utama hampir tidak ada memiliki baseflow dan aliran permukaan muncul pada musim penghujan. Metode prediksi yang handal untuk menghitung jumlah dan laju limpasan yang berasal dari permukaan tanah dan bergerak menuju sungai di suatu DAS yang tidak dilengkapi alat ukur adalah suatu pekerjaan sulit dan memerlukan waktu yang banyak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menunjukkan bahwa metode Curve Number dapat mepresentasikan hubungan curah hujan – limpasan di DAS Manikin. Data yang digunakan ialah data curah hujan diambil dari pos stasiun hujan Baun dan Oeletsala tahun 1977-2018. Untuk data debit observasi diambil dari pos duga air yang terletak di desa Tarus. Analisis curah hujan digunakan metode Distribusi Normal, Log Normal, Log Person Tipe III, Gumbel dan Generalized Extreme Value (GEV). Analisis Curve Number dilakukan dengan mengunakan peta penggunaan lahan, peta jenis tanah, dan topografi Manikin perangkat lunak Sistem Informasi Geografis (SIG). Hasil penelitian yang diperoleh adalah nilai curve number berada pada masing-masing sub DAS berada pada kisaran 74,76 - 77,24. Nilai CN komposit pada DAS Manikin diperoleh pada angka 75,76 yang artinya limpasan yang terjadi saat curah hujan turun baik karena daerah DAS Manikin bisa menjadi waduk tampungan air dengan kondisi litologi batuan yang didominasi lempung bersisik. Untuk debit banjir rancangan HSS SCS CN dengan menggunakan nilai CN didapat Q2 = 89,80 m3/detik hingga Q1000 = 545,00 m3/detik.
Analisis Debit Banjir pada DAS di Pulau Sumba dengan Metode HSS Nakayasu dan Metode HSS GAMA-1 Damayanti Putri Adoe Adoe; Dantje A. T. Sina; Denik S. Krisnayanti
Jurnal Teknik Sumber Daya Air Vol. 1 No. 1 (Juni 2021)
Publisher : Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia (HATHI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (486.931 KB) | DOI: 10.56860/jtsda.v1i1.6

Abstract

Pulau Sumba merupakan wilayah di NTT yang masuk dalam klasifikasi daerah semi arid dimana curah hujan yang turun tidak merata. Ada 4 Daerah Aliran Sungai di Pulau Sumba yang berkontribusi terhadap ketersediaan air permukaan bagi masyarakat sekitar. Aliran permukaan ini bisa dikaji dengan menggunakan beberapa metode perhitungan banjir. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai debit banjir dan nilai probable maximum flood (PMF) dengan menggunakan metode HSS Gama-1 dan HSS Nakayasu. Hasil penelitian didapat nilai Q banjir untuk kala ulang 2 tahun pada DAS Baing dengan metode HSS Gama-1 sebesar 79,77 m3/detik dengan metode HSS Nakayasu 237,22 m3/detik; DAS Polopare dengan metode HSS Gama-1 sebesar 110,99 m³/detik dengan metode HSS Nakayasu 197,99 m³/detik; DAS Wanokaka dengan metode HSS Gama-1 sebesar 85,01 m³/detik dengan metode HSS Nakayasu 164,98 m³/detik; DAS Kambaniru dengan metode HSS Gama-1 sebesar 207,92 m³/detik dengan metode HSS Nakayasu 564,63 m³/detik. Perbandingan nilai Q (ΔQ) pada HSS Nakayasu dan HSS Gama-1 pada DAS Baing sebesar 31,93 m³/detik, DAS Polopare sebesar 87,00 m³/detik, DAS Wanokaka sebesar 79,96 m³/detik, dan DAS Kambaniru sebesar 356,72 m³/detik. Perbandingan nilai Q PMF (ΔQ) pada HSS Nakayasu dan HSS Gama-1 pada DAS Baing sebesar 1255,16 m³/detik, DAS Polopare sebesar 926,43 m³/detik, DAS Wanokaka sebesar 800,69 m³/detik, dan DAS Kambaniru sebesar 4392,33 m³/detik.
Eksperimen Laboratorium: Kajian Efektifitas Ring Net Barrier dalam Pengendalian Sedimen Chitra Widyasani Surya Putri; Ardian Ardian Alfianto
Jurnal Teknik Sumber Daya Air Vol. 1 No. 1 (Juni 2021)
Publisher : Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia (HATHI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (612.444 KB) | DOI: 10.56860/jtsda.v1i1.9

Abstract

Pada tahun 2018, Balai Litbang Sabo menerapkan pilot project ring net barrier di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur dengan basal opening 0,7 m untuk mengetahui kinerjanya sebagai pengendali sedimen. Namun pengamatan pada awal bangunan ini difungsikan menunjukkan sedimen yang terperangkap setelah adanya aliran debris sangat sedikit. Hal ini menimbulkan pertanyaan terkait kinerja ring net sebagai flexible barrier dibandingkan dengan rigid barrier, serta posisi basal opening eksisting dibandingkan dengan rata dasar saluran dan ditanam dengan kedalaman tertentu. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan unjuk kerja antara sabo dam tipe tertutup, tipe slit, dan ring net barrier dari volume sedimen tertahan serta perubahan elevasi di hulu dan hilir bangunan melalui uji model hidraulik-fisik, dengan skala 1:60, konsetrasi sedimen 10% dan variasi debit 11 l/s, 8 l/s dan 5,2 l/s. Hasil pengujian menunjukkan sabo dam tipe tertutup menahan sedimen lebih banyak dibandingkan sabo dam tipe slit dengan persentase perbedaan tertinggi pada debit 5,2 l/s (33%). Sedangkan sabo dam tipe slit memiliki kepampuan menahan sedimen lebih banyak dibandingkan ring net barrier dengan persentase perbandingan terbesar pada pengujian dengan debit 8 l/s (85%). Hasil pengujian ini dapat dijadikan gambaran kondisi sedimen di hulu dan di hilir masing­ masing bangunan sabo, namun untuk diinterpretasikan pada prototipe masih memerlukan penyempurnaan.
Optimalisasi Pemanfaatan Air Sungai untuk Pemenuhan Kebutuhan Irigasi Liany Hendratta; Dave Steve Kandey
Jurnal Teknik Sumber Daya Air Vol. 1 No. 2 (Desember 2021)
Publisher : Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia (HATHI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (913.2 KB) | DOI: 10.56860/jtsda.v1i2.12

Abstract

Polimaan weir that utilizes water of the Polimaan River, is used to irrigate rice fields covering an area of 297.96 Ha. As a result of decrease in the discharge of Polimaan River, there was water shortage within the service area of Polimaan weir. In one planting season, half the total service area did not get sufficient water supply. so there is urgency to evaluate water availability of Polimaan river to keep up the performance of the irrigated padi-field. This study aimed at assessing the water availability of the Polimaan River at the point of the weir and calculating the water balance in order to optimally meet irrigation water needs. Analysis of water availability and demand were carried out using secondary data and direct observation at the study site. Water availability was evaluated using the NRECA model. The closest calibration result was with the accuracy level calculated using the Nash-Sutcliffe Coefficient (E) of 0.731. Water requirements were examined by simulating the cropping system ie.: varying the cropping pattern and changing the rotation coefficient of tertiary plots. After 18 variations of cropping pattern only 3 patterns did not show that the patterns experienced water shortages. They included: 2 cropping patterns which used a water distribution system for 3 groups and 1 other pattern which implemented it for 2 groups. The three cropping patterns were carried out only 1 planting season for each group with different scheduling and rotation was carried out for each tertiary plot. Consequently, only half the irrigated land can be utilized in each planting season.
Analisis Perubahan Dasar Sungai Akibat Penambangan Pasir Berbasis Fotogrametr Paula Swastika
Jurnal Teknik Sumber Daya Air Vol. 1 No. 2 (Desember 2021)
Publisher : Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia (HATHI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1229.113 KB) | DOI: 10.56860/jtsda.v1i2.20

Abstract

Kehadiran gunung api dengan aktivitas vulkaniknya dapat memberikan pengaruh positif dan negatif pada kehidupan manusia. Lingkungan sekitar gunung api umumnya merupakan lahan yang subur dan udara yang sejuk dengan panorama yang indah. Namun pada sisi yang lain dimana aktivitas vulkanik sangat intensif kehadiran erupsi dapat mengkontribusi bencana dengan dampak negatif yang signifikan. Erupsi gunung api dapat mengeluarkan material berupa hujan abu, pasir dan kerikil juga menghasilkan lahar dan aliran piroklastik yang menimbulkan bencana alam, namun juga memberikan manfaat bagi kesuburan tanah dan material untuk bahan bangunan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Erupsi G. Merapi yang terjadi pada tahun 2010 telah mengkontribusi material vulkanik sebanyak kurang lebih 140 juta m3 yang tersebar di sungai-sungai di sekitarnya, termasuk Sungai Gendol. Penelitian ini berisi uraian tentang teknik pemantauan dan evaluasi perubahan dasar sungai akibat fenomena alam dan kegiatan penambangan pasir, khususnya pada ruas di sebelah hulu sabo dam GE-D5 sepanjang + 1,849 km. Metode yang digunakan untuk menentukan variasi dasar sungai dan perubahan volume melalui teknik fotogrametri secara temporal dalam dua waktu pengambilan data melalui perangkat lunak Global Mapper v2.1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan dasar sungai pada ruas sungai yang ditinjau dari 23 Oktober 2019 sampai 22 Januari 2020 sebesar 1-20 m. Volume penambangan tanpa memperhitungkan pasokan dari hulu adalah sebesar 344.486 m3, sedangkan volume penambangan dengan memperhitungkan pasokan dari hulu adalah sebesar 389.174 m3, atau selisih sebesar 11,48%. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa teknik pemantauan dan evaluasi dengan metoda fotogrametri sangat bermanfaat untuk membantu penyusunan rekomendasi terkait pengelolaan sedimen.
Pengaruh Penambangan Pasir terhadap Laju Degradasi Agradasi Dasar Sungai Progo Rudi Saputra; Jazaul Ikhsan; Hakas Prayuda
Jurnal Teknik Sumber Daya Air Vol. 1 No. 2 (Desember 2021)
Publisher : Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia (HATHI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (910.148 KB) | DOI: 10.56860/jtsda.v1i2.24

Abstract

Sungai Progo merupakan sungai alami yang memiliki salah satu hulu yang bersumber di Gunung Merapi. Kondisi tersebut mengakibatkan Sungai Progo menerima dampak dari material yang terbawa oleh lahar dingin. Sedimentasi lahar dingin Gunung Merapi menghasilkan salah satu bahan bangunan yang memiliki nilai ekonomis tinggi yakni pasir. Hal tersebut menyebabkan terjadinya penambangan pasir di beberapa titik Sungai Progo. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis volume penambangan pasir, nilai ekonomis penambangan pasir, menghitung besaran angkutan sedimen, dan mengkaji dampak penambangan pasir terhadap stabilitas sungai progo (agradasi/ degradasi). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui data penambang pasir dan dampak ekonomi dari penambangan pasir, jumlah angkutan sedimen, dan nilai agradasi/degradasi Sungai Progo. Metode penelitian dilakukan dengan survei wawancara untuk mendapatkan data volume penambang pasir yang diambil setiap hari, kemudian angkutan sedimen dihitung dengan formula Englund dan Hansen (1950). Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah penambangan pasir sebesar 76680 m3/tahun, dampak ekonomi akibat penambangan pasir salah satunya adalah terbukanya lapangan kerja bagi masyarakat sekitar lokasi penambangan, nilai ekonomis yang dihasilkan oleh penambangan pasir per tahun senilai Rp. 6.129.000.000,- dengan jumlah penambang sekitar 198 orang, angkutan sedimen titik Jembatan Kebon Agung II sebesar 548.700,24 m3/tahun, titik Jembatan Kebon Agung I sebesar 485.977,69 m3/tahun, titik Jembatan Bantar sebesar 763.913,10 m3/tahun. Pias 1 (titik Jembatan Kebon Agung II sampai ke Jembatan Kebon Agung II) mengalami kecenderungan agradasi, dengan nilai degradasi sebesar 0,1537 m/tahun. Sedangkan, pias 2 (titik Jembatan Kebon Agung I sampai ke Jembatan Bantar) mengalami kecenderungan degradasi, dengan nilai degradasi sebesar -0,5218 m/tahun.
Aplikasi Metode Nash Pada Perhitungan Limpasan Langsung Menggunakan Data Hujan GPM 3IMERGHH Studi Kasus SubDAS Winongo Hulu Puji Harsanto; Hanan Eko Prihatmanti; Bayu Krisna Wisnulingga
Jurnal Teknik Sumber Daya Air Vol. 1 No. 2 (Desember 2021)
Publisher : Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia (HATHI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (532.386 KB) | DOI: 10.56860/jtsda.v1i2.27

Abstract

Data hujan terukur dari sisi jumlah dan interval waktu pendek masih belum tersedia secara merata di seluruh wilayah Indonesia. Data hujan merupakan data utama yang dapat ditransformasi menjadi data debit aliran sebagai pengganti data debit terukur untuk analisis hidrologi, sehingga keterbatasan data hujan terukur merupakan hambatan yang cukup besar. Perkembangan teknologi saat ini memberikan opsi lain sebagai pengganti data hujan terukur untuk dapat dimanfaatkan dalam analisis hidrologi. Salah satu teknologi modern yang dirasa dapat mengganti ketidak-tersediaan data hujan terukur adalah data hujan satelit. Data hujan satelit telah mencakup secara merata di seluruh wilayah Indonesia dengan interval waktu pendek. Salah satu data hujan satelit yang dapat dimanfaatkan dan ditransformasi menjadi debit aliran adalah data hujan satelit GPM 3IMERGHH. Penelitian dilakukan di sub DAS Winongo hulu pada tanggal 19 s/d 21 Februari 2017 dengan menerapkan Metode Nash pada data hujan satelit GPM 3IMERGHH yang ditinjau berdasarkan grid spasialnya untuk mengetahui perbandingan hidrograf limpasan langsung dari data hujan satelit GPM 3IMERGHH di sub DAS Winongo hulu dan data terukur dari sub DAS lain dengan karakteristik serupa. Perbandingan debit limpasan langsung sub DAS Winongo hulu dan sub DAS Code hulu menunjukkan hasil yang cukup sejajar, dengan demikian metode satuan Nash dianggap dapat digunakan untuk menganalisis hidrograf.

Page 1 of 4 | Total Record : 32