Buletin Veteriner Udayana
Vol. 14 No. 5 October 2022

Tingkat Maturasi Oosit Sapi Bali pada Media TCM 199 dengan Penambahan Hipotaurin

Ester Novitasari (Papua Pet Care, Papua Barat, Indonesia)
Tjok Gde Oka Pemayun (Laboratorium Teknologi Reproduksi Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana, Jl. PB. Sudirman, Denpasar, Bali Indonesia)
I Ketut Suatha (Laboratorium Teknologi Reproduksi Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana, Jl. PB. Sudirman, Denpasar, Bali Indonesia)
I Gusti Ngurah Bagus Trilaksana (Laboratorium Teknologi Reproduksi Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana, Jl. PB. Sudirman, Denpasar, Bali Indonesia)



Article Info

Publish Date
29 Jan 2022

Abstract

Maturasi oosit merupakan salah satu langkah penting dalam pelaksanaan fertilisasi in vitro untuk pelaksanaan transfer embryo. Oosit hasil koleksi baik secara aspirasi maupun slicing pada umumnya belum mencapai fase MII yang dibutuhkan untuk fertilisasi in vitro sehingga perlu dilakukan maturasi oosit. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tingkat maturasi oosit sapi bali pada media TCM 199 dengan penambahan hipotaurin. Oosit berasal dari ovarium yang diperoleh dari rumah potong hewan Pesanggaran Denpasar dan dikoleksi dengan metode slicing. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari tiga kelompok yaitu kelompok I / kontrol (P0: media maturasi tanpa hipotaurin), kelompok II (P1: media maturasi dengan penambahan hipotaurin dengan konsentrasi 2 mMol dan kelompok III (P2: media maturasi dengan penambahan hipotaurin dengan konsentrasi 4 mMol dengan masing-masing kelompok terdiri dari 27 ulangan. Maturasi oosit dilakukan dengan cara inkubasi selama 24 jam dalam inkubator dengan suhu 38,5 0C dengan tekanan CO2 5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat ekspansi sel kumulus hingga tahap cumulus oocyte complexes (COCs) pada kelompok P1 tidak berbeda nyata dibandingkan kelompok P0 (p>0,05), namun kelompok P2 menunjukkan perbedaan yang nyata (p<0,05). Pada tingkat kematangan inti, penambahan hipotaurin tidak menyebabkan perbedaan yang nyata (p>0,05) pada tingkat GVBD, namun pada tingkat MI terdapat perbedaan yang nyata (p<0,05) antara kelompok P0 dengan P1 dan P2, sedangkan pada tingkat MII tidak terdapat perbedaan yang nyata (p>0,05) antara P0 dengan P1 namun berbeda nyata (p<0,05) antara P0 dengan P2. Dari hasil peneltian dapat disimpulkan bahwa penambahan hipotaurin dengan konsentrasi 4 mM pada media maturasi oosit TCM 199 dapat meningkatkan tingkat ekspansi sel kumulus mencapai COCs dan meningkatkan tingkat kematangan inti mencapai fase MII.

Copyrights © 2022