Pengelolaan hutan yang hanya bertumpu pada kayu sebagai produk akhir dari segi usaha merupakan investasi yang kurang menarik dan tidak kompetitif jika dibandingkan dengan usaha lainnya, karena memerlukan waktu panen yang relatif lama. Pengelolaan hutan menuntut jenis tertentu yang dapat memberikan hasil antara sebelum panen kayu, diharapkan dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi usaha di bidang kehutanan dan dengan sendirinya dapat menambah pendapatan masyarakat sekitar hutan. Getah suatu jenis pohon tertentu dapat dijadikan hasil antara yang dapat diatur dan diproduksi secara kontinyu tanpa merusak hasil akhir berupa kayu, bahkan sangat memungkinkan dikembangkan hingga memiliki nilai yang lebih besar dari produk akhir berupa kayu. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis potensi produksi sadap getah A.toxicaria di hutan alam dengan dua metode penyadapan, yaitu: sistem sadap alur dan sistem sadap tradisional. Penyadapan dengan sistem sadap alur pada tiap pohon dilakukan dengan 3 kali ulangan dan interval waktu sadap satu hari. Hasil penelitian produksi sadap getah A.toxicaria dengan sistem sadap alur adalah 10,8 gram/pohon/hari, sedangkan produksi sadap dengan sistem tradisional adalah 181,8 gram/pohon/hari. Produksi sadap getah A.toxicaria cukup memadai dan berpotensi untuk dikembangkan, sebanding dengan produksi sadap jenis-jenis pohon penghasil getah lainnya.
Copyrights © 2019