Jurnal Seni Urban dan Industri Budaya
Vol 4, No.1: April 2020

Aransemen Musik Populer dalam Ansambel Musik Kolintang Kayu Minahasa

Soputan, Ferdinand A. (Unknown)



Article Info

Publish Date
15 Apr 2020

Abstract

Kolintang is a traditional musical instrument from Minahasa, North Sulawesi. This music is traditional because the instruments or instruments are made of wood. This music is played by hitting so that the type of music is included in the type of pitched percussion music. Kolintang music is a type of musical instrument that can play various genres of music, ranging from keroncong, classical, jazz, chacha, and so on. With its openness to various genres, the music from Minahasa is certainly played with a certain arrangement. There are two arrangement models that the author will describe in this paper, namely the standard arrangement with three chords and the modern arrangement with progressive chords. In this article, the author will describe these two arrangement models to show that the audience’s enthusiasm is also determined by an attractive arrangement in a kolintang musical performance. The method used is a method of comparison of two different arrangements. From the search conducted, the author will show that kolintang music can be arranged with various chords and musical genres. Thus, it was found that the novelty that emerged was that the kolintang musical arrangements that could be presented with various genres were part of the adaptation to the popular arrangement model. So, the development and progress of music that occurs in general can also be found in kolintang music, especially with regard to the problem of arrangement as seen in the data studied.Kolintang adalah alat musik tradisional dari Minahasa, Sulawesi Utara. Musik ini bersifat tradisional karena instrumen atau alatnya terbuat dari kayu. Musik ini dimainkan dengan cara pukul sehingga jenis musiknya termasuk ke dalam jenis musik perkusi bernada. Musik kolintang adalah jenis alat musik yang dapat memainkan berbagai genre musik, mulai dari keroncong, klasik, jaz, chacha, dan lain sebagainya. Dengan keterbukaannya pada berbagai genre, musik asal Minahasa ini tentu dimainkan dengan sebuah aransemen tertentu. Terdapat dua model aransemen yang akan penulis uraikan dalam tulisan ini, yakni aransemen standar dengan tiga akor dan aransemen modern dengan akor progresif. Dalam artikel ini, penulis akan menguraikan kedua model aransemen ini untuk memperlihatkan bahwa antusias audiens juga ditentukan oleh aransemen yang menarik dalam sebuah penampilan musik kolintang. Metode yang digunakan adalah metode perbandingan dua aransemen yang berbeda. Dari penelusuran yang dilakukan, penulis akan memperlihatkan bahwa musik kolintang dapat diaransemen dengan berbagai akor serta genre musik. Dengan demikian, didapatkan hasil bahwa kebaruan yang muncul adalah bahwa aransemen musik kolintang yang dapat disuguhkan dengan berbagai genre itu merupakan bagian dari adaptasi dengan model aransemen yang populer. Jadi, perkembangan dan kemajuan musik yang terjadi pada umumnya juga dapat ditemukan dalam musik kolintang, khususnya berkaitan dengan masalah aransemen sebagaimana terlihat pada data yang diteliti.

Copyrights © 2020






Journal Info

Abbrev

jurnalurban

Publisher

Subject

Arts Humanities Languange, Linguistic, Communication & Media

Description

Urban: Jurnal Seni Urban is published twice a year (Apr and October) issued by the Postgraduate School of the Jakarta Institute of the Arts. Urban provides open access to the public to read abstract and complete papers. Urban focuses on creation and research of urban arts and cultural industries. ...