Abstrak : Tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mendeskripsikan cara-cara yang dilakukan peserta didik dalam menyelesaikan masalah berpikir kreatif berdasarkan teori Wallas ditinjau dari Adversity Quotient (AQ) pada materi SPLDV kelas VIII dan 2) Untuk mendeskripsikan tingkat kemampuan berpikir kreatif peserta didik berdasarkan teori Wallas ditinjau dari Adversity Quotient (AQ) kelas VIII pada materi SPLDV. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Subjek penelitian terdiri dari 6 peserta didik kelas VIII yang sudah mengisi kuesioner adversity quotient dan soal tes kemampuan berpikir kreatif berdasarkan teori Wallas materi SPLDV kelas VIII. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket, tes, dan wawancara. Tahap analisis data menggunakan model Miles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pengecekan keabsahan data menggunakan triangulasi metode. Hasil penelitian yang diperoleh adalah 1) cara-cara yang digunakan oleh peserta didik dengan kemampuan berpikir kreatif kategori tinggi dan adversity quotient tinggi, memenuhi semua tahapan kemampuan berpikir kreatif teori Wallas. Peserta didik dengan kemampuan berpikir kreatif kategori menengah dengan adversity quotient menengah, rata-rata memenuhi 3 tahapan dari 4 tahapan kemampuan berpikir kreatif teori Wallas. Peserta didik dengan kemampuan berpikir kreatif kategori rendah dan adversity quotient rendah, rata-rata memenuhi 2 tahapan dari 4 tahapan kemampuan berpikir kreatif teori Wallas. 2) tingkat kemampuan berpikir kreatif tinggi memiliki rata-rata hasil tes 86,5 dan masuk kategori adversity quotient tinggi. Kemampuan berpikir kreatif menengah memiliki rata-rata hasil tes 69,81 dan masuk kategori adversity quotient menengah. Kemampuan berpikir kreatif rendah memiliki rata-rata hasil tes 42,1 dan masuk kategori adversity quotient rendah.Kata kunci: kemampuan berpikir kreatif matematis, teori Wallas, adversity quotient.
Copyrights © 2021