BKM Public Health and Community Medicine
Vol 34, No 5 (2018): Proceedings the 3rd UGM Public Health Symposium

Stunting Balita Pada Keluarga Penerima Program Keluarga Harapan di Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah

Titus Priyo Harjatmo (Poltekkes Jakarta 2)
F. Widhi Untoro (Koordinator Program Keluarga Harapan Kecamatan Baturetno)
Maria Poppy Herlianty (Poltekkes Jakarta 2)
Antonius Sri Hartono (Poltekkes Jakarta 2)



Article Info

Publish Date
30 Jul 2018

Abstract

Latar belakangStatus gizi bayi dan balita merupakan salah satu indikator gizi masyarakat, dan bahkan    telah  dikembangkan menjadi salah satu indikator kesehatan dan kesejahteraan  masyarakat.  Hal ini karena bayi dan balita merupakan kelompok yang sangat rentan terhadap berbagai faktor yang dapat menyebabkan balita kekurangan gizi. Dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan bahwa sebesar 18,0% balita menderita status gizi sangat pendek dan 19,2% pendek.   Sedangkan berdasarkan indeks BB/U, sebanyak 5,7% balita menderita status gizi sangat kurang dan 13,9% kurang   (Kementerian Kesehatan RI, 2013). Salah satu upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk mengurangi masalah gizi pada bayi dan balita adalah melalui program yang terintegrasi dengan bidang kesehatan yaitu Program Keluarga Harapan (PKH).Tujuan umum mengetahui besaran stunting balita pada keluarga  penerima program keluarga harapan di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri. Sedangkan tujuan khusus adalah  1) Mengidentifikasi karakteristik keluarga penerima program keluarga harapan, 2) Menganalisis stunting balita pada keluarga penerima Program Keluarga Harapan di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri.MetodePenelitian telah dilakukan di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri dan telah dikumpulkan sebanyak 112 balita  dari keluarga peserta Program Keluarga Harapan. Pengambilan sampel balita dilakukan secara purposif.Hasil Hasil analisis menunjukkan bahwa kelompok umur balita peserta PKH menunjukkan bahwa sampel balita yang berusia 0-23 bulan sebanyak 37,5% dan yang berusia di atas 23 bulan sebesar 62,5%. Pekerjaan Orang tua, ditemukan sebanyak 65,2% ibu yang tidak mempunyai pekerjaan atau sebagai ibu rumah tangga sedangkan ayah sebagian besar mempunyaa pekerjaan sebagai sebagai petani. Proporsi balita yang stunting cukup tinggi sebesar 33,0% lebih tinggi dari hasil Pemantauan Status Gizi tahun 2016 sebesar 27,5%. Bila stunting dikaitkan dengan kelompok umur maka masalah stunting terjadi pada semua kelompok umur yaitu sebesar 31,3% pada usia di bawah 23 bulan dan sebesar 34,3%  pada usia 23 bulan ke atas. Dari 33,1% balita pendek, sebanyak 25,0% balita mempunyai berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) normal sehingga berpotensi mengalami kegemukan.  SimpulanHasil analisis menunjukkan bahwa persentase balita yang mempunyai potensi kegemukan cukup tinggi maka dalam pelaksanaan pamantauan berat badan sebaiknya dilakukan pemantauan tinggi badan pada balita peserta PKH.

Copyrights © 2018






Journal Info

Abbrev

bkm

Publisher

Subject

Nursing Public Health

Description

Berita Kedokteran Masyarakat (BKM Public Health and Community Medicine) is a peer-reviewed and open access journal that deals with the fields of public health and public medicine. The topics of the article will be grouped according to the main message of the author. This focus covers areas and scope ...