ADILLA: Jurnal Ilmiah Ekonomi Syari'ah
Vol 1 No 1 (2018): Januari

Ekonomi Budaya (Kajian atas Usaha Songkok, Bedug dan Rebana di Desa Bungah Gresik yang ditopang Budaya Islam Lokal )

Syuhada' Syuhada' (Universitas Islam Darul Ulum Lamongan)



Article Info

Publish Date
31 Jan 2018

Abstract

Di desa Bungah Gresik Jawa Timur, banyak sekali masyarakat muslim yang melakukan kegiatan usaha kecil dan menengah seperti songkok/peci/kopyah, sarung, baju, bedug, rebana/terbang, makanan harisah, dan lainnya. Kegiatan ini sudah dilakukan sejak berpuluh-puluh tahun, dan dari generasi ke generasi. Produknya pun sudah beredar hingga ke pelosok negeri, bahkan sampai ke luar negeri. Menariknya, kegiatan ini didorong oleh semangat budaya Islam lokal masyarakat setempat, sehingga produksinya bisa bertahan lama. Fenomena yang terjadi di desa Bungah ini menarik diteliti mengingat adanya relasi antara budaya Islam lokal setempat dengan ketahanan ekonomi masyarakat, sehingga usaha songkok, rebana dan bedug ini bisa bertahan cukup lama sampai hari ini. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, ada beberapa hasil yang dicapai. Budaya Islam lokal yang menjadi basis ketahanan usaha songkok, bedug dan rebana ternyata bervariasi. Secara umum, ada pewarisan budaya kerajinan dari generasi ke generasi, baik melalui keluarga maupun masyarakat. Dalam keluarga karena anak mewarisi kerajinan orang tuanya. Dalam masyarakat karena tetangga membuka kerajinan sendiri berkat pelatihan tetangganya. Adapun secara khusus yang berlaku bagi kerajinan tertentu seperti songkok, bedug dan rebana adalah sebagai berikut: pertama, desa Bungah memiliki identitas sebagai produsen songkok. Kedua, rebana disamping untuk kepentingan ekonomi, juga mempunyai basis budaya Islam yang kental. Ketiga, bedug hampir sama dengan rebana, namun karena diproduksi secara terbatas dan hanya diproduksi selama ada pesanan, bedug tidak lain merupakan identitas kultural kalangan tertentu umat Islam.

Copyrights © 2018