Diare adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di Indonesia karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi. Penyakit diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga merupakan penyakit potensial Kejadian Luar Biasa (KLB) dan sering disertai dengan kematian. Salah satu perilaku masyarakat di Jawa Barat khususnya masyarakat Kota Tasikmalaya adalah pemanfaatan kolam ikan sebagai tempat menampung feces sekaligus feces sebagai pakan ikan. Perilaku tersebut memberi kontribusi terhadap pencemaran air tanah oleh bakteri yang berasal dari feces. Kejadian diare di Kota Tasikmalaya pada tahun 2015 yaitu sebanyak 12.568 orang (42,74%), pada tahun 2016 mengalami kenaikan sebanyak 16.835 orang (57,26%). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian diare pada masyarakat di Kota Tasikmalaya. Desain penelitian cross sectional dengan jumlah sampel 384 responden. Analisis data menggunakan uji Chi Square dan Rank Spearmans. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara tingkat penghasilan dengan kejadian diare pada masyarakat Kota Tasikmalaya (p-value = 0,827). Ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan kejadian diare pada masyarakat Kota Tasikmalaya (p-value = 0,015). Tidak ada hubungan jenis sumber air bersih dengan kejadian diare pada masyarakat Kota Tasikmalaya (p-value = 0,271). Tidak ada hubungan jarak sumur gali terhadap tempat pembuangan feces dengan kejadian diare pada masyarakat Kota Tasikmalaya (p-value = 0,110). Ada hubungan antara jenis tempat pembuangan feces dengan kejadian diare pada masyarakat Kota Tasikmalaya (p-value = 0,008). Saran kepada masyarakat agar menambah pengetahuan terkait faktor risiko kejadian diare dari berbagai media. Masyarakat juga disarankan memperhatikan tempat pembuangan feces dan perlu mengelola pembuangan feces pada septic tank.
Copyrights © 2019