Homeostasis: Jurnal Mahasiswa Pendidikan Dokter
Vol 3, No 1 (2020)

Perbandingan Aktivitas Daya Hambat Sediaan Tunggal dengan Kombinasi Infus Phyllanthus niruri dan Peperomia pellucida terhadap Staphylococcus aureus

Lie Vanny Leono (Universitas Lambung Mangkurat.)
Edyson Edyson (Universitas Lambung Mangkurat)
Lia Yulia Budiarti (Universitas Lambung Mangkurat)



Article Info

Publish Date
28 Apr 2020

Abstract

Abstract: Phyllanthus niruri and Peperomia pellucida traditionally used for treatment of a variety of diseases. Both of these plants are known to contain compounds that have antibacterial activity name flavonoids, alkaloids, tannins. Medicinal plant consumption can be used singly or in combination. The purpose of this study was to analyze the differences of  optimum inhibitory activity between a single and the combination of infusion of P. niruri and P. pellucida on the growth of S. aureus in vitro. This study method was a true experimental with post test-only design with control group design, consisting of 26 single and combination treatments of P. niruri concentrations at 5%, 15, 25%, 35% and P. pellucida concentration at 10%, 20%, 30 %, 40%. The controls used were vancomycin 30µg and distilled water. The parameter measured is the diameter of the inhibition zone. The data was analyzed used One-way ANOVA test and Duncan's post-hoc test with α = 0.05. The results showed there were significant differences from each treatment of single and combination infusion (p <0.05). The combination of P. niruri and P. pellucida infusion that produces optimum inhibitory zone effect greater than the single preparation found at Meniran 25% + P. pellucida 40%. The conclusion from this study is that the combination infusion have optimum inhibition greater than the single infusion. Keywords: single dose, combination dose, Phyllanthus niruri, Peperomia pellucida, Staphylococcus aureus, optimum inhibitory activity Abstrak: Meniran (Phyllanthus niruri) dan sirih cina (Peperomia pellucida) merupakan tanaman herbal yang digunakan masyarakat untuk mengobati berbagai macam penyakit.  Kedua tanaman ini diketahui mengandung senyawa yang bersifat antibakteri yaitu flavonoid, alkaloid, dan tanin. Sediaan tanaman obat dapat digunakan secara tunggal maupun kombinasi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis perbedaan aktivitas daya hambat optimum dari sediaan tunggal dan kombinasi infus meniran dan sirih cina terhadap pertumbuhan S. aureus secara in vitro. Metode penelitian ini adalah true experimental dengan rancangan post test-only with control group design, terdiri dari 26 perlakuan sediaan tunggal dan kombinasi infus pada konsentrasi meniran 5%, 15, 25%, 35% dan sirih cina 10%, 20%, 30%, 40%. Kontrol yang digunakan yaitu Vankomisin 30µg dan akuades. Parameter yang diukur yaitu diameter zona hambat. Analisis data menggunakan uji One-way ANOVA dan uji post-hoc Duncan dengan α = 0,05. Hasil penelitian didapatkan ada perbedaan bermakna dari masing-masing perlakuan sediaan tunggal dan kombinasi (p < 0,05). Sediaan kombinasi infus meniran dan sirih cina yang menghasilkan efek zona hambat optimum lebih besar daripada sediaan tunggalnya terdapat pada konsentrasi meniran 25% + sirih cina 40%. Simpulan dari penelitian ini adalah sediaan kombinasi memiliki daya hambat optimum lebih besar dibandingkan sediaan tunggalnya. Kata-kata kunci: sediaan tunggal, sediaan kombinasi, Phylanthus niruri, Peperomia pellucida, Staphylococcus aureus, Daya hambat optimum

Copyrights © 2020






Journal Info

Abbrev

hms

Publisher

Subject

Biochemistry, Genetics & Molecular Biology Immunology & microbiology Medicine & Pharmacology Public Health

Description

Homeostasis adalah jurnal yang berisi tulisan yang diangkat dari hasil penelitian yang memiliki fokus dan ruang lingkup di bidang kedokteran dan kesehatan. Tulisan-tulisan yang dimuat bisa dalam bentuk Original Research, Literature Review, ataupun Laporan Kasus. Homeostasis terbit tiga kali setahun ...