Pembangunan Pedesaan
Vol 2, No 3 (2002)

SUMBANGAN HUTAN KEMASYARAKATAN MODEL SILVOFISHERY TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT SEKITAR HUTAN MANGROVE (Studi di Desa Grugu Kecamatan Kawunganten Kabupaten Cilacap) THE CONTRIBUTION OF SOCIAL FORESTRY SILVOFISHERY MODEL TO PEOPLE INCOME IN MANGROVE FOREST(Study al Grugu Village, Kawunganten District, Cilacap Regency)

N., Dyah Ethika ( Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman)
Widarni, Sri ( Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman)



Article Info

Publish Date
30 Dec 2002

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sumbangan hutan kemasyarakatan dengan model silvofishery terhadap pendapatan masyarakat di sekitar hutan mangrove Kabupaten Cilacap. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan sampel sebanyak 33 orang. Data pendapatapan serta hutan kemasyarakatan di hitung mulai tahun 1997 sampai tahun 2000. Secara finansial diketahui melalui analisis nilai Net Present Value INPV), Benefit-Cost Ratio (BCR) dan Internal Rate of Return(IRR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa diketahui adanya kerusakan hutan mangrovek arenak e padatanp enduduk, pencurian kayu, kebutuhan kayu bakar dan defisit lahan.Program Hutan Kemasyarakatan oleh Perum Perhutani dilakukan dengan model silvofishery dengan tanaman pokok jenis kayu galam atau kayu putih (Melaleluca leucadendron) dan tanaman mangrove seperti Rhizophora, dikombinasikan dengan udang serta ikan bandeng. Semua udang dan bandeng dan hasil sampingan menjadi milik Kelompok Tani Hutan kecuali untuk jenis-jenis tanaman yang sudah diatur terlebih dahulu pemanfaatan hasilnya oleh pihak Perum Perhutani, seperti tanaman kayu putih dan tanaman bakau yang ada. Pendapatan Kelompok Tani Hutan yang diteliti sebenarnya berlangsung selama 5 tahun, tetapi hanyap ada tahun ke I dan II yang Menguntungkan yaitu rata-rata sekitar Rp 10.018.434,13/ha Hasil analisis financial menunjukkan bahwa, program ini belum memberikan keuntungan bagi petani. Hal ini terbukti dari besarnya nilai NPV yang positif, nilai BCR yang lebih dari satu dan nilai IRR yang lebih tinggi dari tingkat bunga yang dianggap berlaku yaitu l9% hanya sampai 2 tahun. Pada tahun ketiga dan seterusnya, udang dan ikan sudah tidak menghasilkan keuntungan. Diduga hal ini karena pengaruh dari minyak sineol yang ada pada tanaman kayu putih atau tanah yang mengandungp irit (suffidic).

Copyrights © 2002