Artikel ini bertujuan untuk menggambarkan persoalan dalam kerangka peningkatan daya saing produk agroindustri serta strategi peningkatan dan model pengembangan daya saing produk agroindustri nasional sebagai pertimbangan bagi daerah untuk menentukan strategi pengembangan agroindustri. Hasil kajian menunjukkan bahwa perkembangan ekspor pertanian Indonesia pasca krisis 1997, mengalami penurunan yang signifikan hampir di seluruh komoditas pertanian. Perkembangan nilai tukar rupiah yang mengalami depresiasi selama krisis tidak memberikanpengaruh yang positif terhadap peningkatan daya saing suatu komoditas. Penurunan perkembangan ekspor tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah musim kemarau panjang yang datangnya bersamaan dengan krisis, kapasitas produksi yang terbatas sehingga petani-petani tidak dapat memenuhi permintaan dunia diatas jumlah tertentu, keterbatasan informasi di tingkat petani mengenai potensi pasaryang muncul akibat depresiasi rupiah, dan kualitas yang rendah dari komoditi yang dihasilkan. Selain itu tentu masalah yang sangat krusial untuk berbicara tentang daya saing adalah faktor teknologi dan inovasi.Kata-kata Kunci: agroindustri, daya saing, depresiasi rupiah
Copyrights © 2005