Kanker paru merupakan kanker urutan ke-3 terbanyak dan penyebab kematian utama pada pria yang kemoterapinya memberikan banyak efek samping sehingga perlu dicari kemoterapi alternatif. Kumarin psoraldin diketahui memiliki efek kemotoksik pada sel kanker  dan terkandung di dalam purwaceng (Pimpinella alpinna) namun efek ekstrak air Pimpinella alpinna sebagai agen antiproliferatif, sitotoksik, penginduksi apoptosis, dan jalur mekanismenya pada sel kanker belum diteliti secara ilmiah. Penelitian eksperimental murni dengan kultur sel kanker paru A549 ini menggunakan rentang dosis ekstrak purwaceng 1-10.000 μg/mLdan rentang dosis kontrol positif cisplatin 1-10 μg/mL yang direplikasi 6 kali serta dengan rentang waktu inkubasi 24-72 jam. Pada uji sitotoksik dengan inkubasi 24 jam yang dideteksi dengan pewarnaan MTT didapatkan IC50sebesar 3.862 μg/mL, sedangkan uji antiproliferasi dengan dosis 550 dan 275 μg/mL mampu menghambat kecepatan pertumbuhan sel 24 jam pertama dan kedua terhadap kontrol. Uji ANOVA satu jalan menunjukkan terdapat perbedaan bermakna rerata kadar ekstrak purwaceng terhadap variasi waktu (p<0.05). Uji apoptosis yang dideteksi menggunakan fluoresensi etidium bromide-acridine orange mendapatkan nilai EC50sebesar 5.271 μg/mL yang ditandai dengan penurunan ekspresi Rb dan bcl-2 serta peningkatan p53 dan caspase-9. Statistik Chi-Square menunjukkan proporsi efek IC50 pada ekspresi gen berbeda secara bermakna(p<0.05) terhadap kontrol. Dapat disimpulkan bahwa Pimpinella alpinna mempunyai efek antiproliferasi dan sitotoksik terhadap sel kanker paru A549 dan menginduksi apoptosis melalui perubahan jalur apoptosis berupa penurunan ekspresi Rb dan bcl-2 serta peningkatan p53 dan caspase-9. Kata kunci: Pimpinella alpinna, kanker paru, antiproliferasi, sitotoksik, apoptosis.
Copyrights © 2013