Kanker payudara merupakan kanker yang paling sering ditemukan dan sebagai penyebab kematian utama kedua akibat kanker bagi perempuan. Deteksi dini kanker payudara salah satunya dengan SADARI (Periksa Payudara Sendiri). Peran kader kesehatan sangat dibutuhkan sebagai perpanjangan tangan puskesmas dalam memberikan edukasi kepada perempuan diwilayahnya. Terdapat tiga problem utama yang dihadapi oleh mitra terkait program Deteksi dini kanker payudara, yaitu: (1) Rendahnya keterampilan para kader kesehatan dalam kelompok KEKEP IBU terkait deteksi dini kanker payudara dengan SADARI; (2) Tidak adanya media berbasis aplikasi untuk melakukan pemeriksaan SADARI serta catatan dan pelaporannya (3) Tidak adanya data cakupan deteksi dini kanker payudara dengan metode SADARI. Adapun solusi yang ditawarkan antara lain: (1) Pelatihan deteksi dini kanker payudara dengan metode SADARI dengan alat peraga bagi kader kesehatan; (2) Pembuatan aplikasi skreening faktor resiko dan deteksi dini kanker payudara; (3) Skreening faktor resiko dan deteksi dini kanker payudara pada wanita usia subur berbasis aplikasi. Metode pelaksanaan menggunakan teori Participatory Learning and Action (PLA). Metode ini digunakan sebagai pendekatan proses belajar dan berinteraksi dengan komunitas atau masyarakat. Tahap pertama Assesment, yaitu pendataan cakupan dan keterampilan kader kesehatan tentang SADARI serta kebutuhan pelaporan cakupan deteksi dini kanker payudara bersama mitra. Tahap kedua Planning and development yaitu berupa perencanaan dan persiapan. Tahap ketiga Implementation yaitu pelaksanaan kegiatan. Tahap empat adalah Evaluation, yaitu monitoring dan evaluasi. Hasil dari kegiatan ini berupa berupa meningkatnya keterampilan kader kesehatan dalam melakukan SADARI dengan alat peraga, terdapat aplikasi skreening faktro resiko dan deteksi dini kanker payudara dan meningkatnya cakupan skrening kanker payudara.
Copyrights © 2022