menjadi corporate university (CORPU) dengan model pembelajaran terintegrasi yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja organisasi. Lembaga Diklat yang semula hanya dianggap menghabiskan anggaran dan memberikan dampak yang sangat minim terhadap kinerja organisasi, dituntut untuk menyediakan pengembangan kompetensi yang sesuai dengan visi misi dan tujuan organisasi. Action learning merupakan salah satu bentuk pembelajaran di tempat kerja (Workplace learning) yang merupakan porsi terbesar dari model pembelajaran 10 20 70. Dengan mengandalkan kompetensi individu dan kekuatan kerja tim (team work), action learning diharapkan dapat memberikan solusi terhadap permasalahan organisasi yang aktual dan dibutuhkan oleh organisasi. Tulisan ini membahas tentang kesiapan BMKG untuk mengimplementasikan Action Learning sebagai salah satu bentuk pembelajaran di tempat kerja dengan menggunakan tiga variabel, yaitu kesiapan mindset, dukungan pemimpin dan kesiapan pemimpin untuk melakukan coaching dan mentoring. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kualitatif dengan penggalian informasi melalui interviu terstruktur terhadap beberapa informan kunci. Sebagai pelengkap dari hasil interviu digunakan data tambahan dari hasil kuesioner tentang kesiapan BMKG dalam menerapkan Action Learning di BMKG.Hasil penelitian menunjukkan nilai indeks rerata 4.38 dari skala 5 atau 87 %. Dengan demikian dapatdirekomendasikan kepada pimpinan organisasi untuk dapat mendorong inisiatif pembentukan tim-tim Action Learning di kantor pusat maupun Unit-unit Pelaksana Teknis di daerah. Salah satu perangkat yang diperlukan adalah dengan membuat peraturan atau tata cara yang dapat dijadikan panduan bagi pimpinan dan staff dalam mengimplementasikan praktik pembelajaran di tempat kerja.
Copyrights © 2022