Pola asuh merupakan pola perilaku yang diterapkan pada anak dan bersifat relative
konsisten dari waktu ke waktu. Harga diri adalah sejauh mana individu tersebut menilai dirinya
sebagai orang yang memiliki kemampuan, keberartian, berharga, dan kompeten. Pada
kenyataannya banyak orang tua menggunakan pola asuh yang kurang tepat pada anaknya yang
akhirnya dapat menurunkan harga diri remaja. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
hubungan pola asuh orang tua dengan harga diri remaja di Banjar Pengenderan Kedonganan-Kuta.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi dengan variable bebas yaitu pola asuh
orang tua dan variable terikat yaitu harga diri remaja. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
remaja SMP di Banjar Pengenderan Kedonganan-Kuta sebanyak 75 responden dengan jumlah
sampel sebanyak 63 responden yang diambil dengan menggunakan teknik simple random
sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner yang diolah dalam uji statistik non
parametric menggunakan uji spearmen. Berdasarkan hasil penelitian hubungan pola asuh orang tua
dengan harga diri remaja di Banjar Pengenderan Kedonganan-Kuta didapatkan data sebagian besar
mendapatkan pola asuh otoriter dari orang tuanya yaitu sebanyak 34 orang (54%), selebihnya
demokratis sebanyak 21 orang (33%) dan permisif sebanyak 8 orang (13%). Sebagian besar
responden memiliki harga diri tinggi yaitu sebanyak 55 orang (87%) selebihnya 8 orang (13%)
remaja memiliki harga diri rendah. Berdasarkan uji statistik menggunakan SPSS didapatkan hasil
signifikan sebesar 0,01. Karena p < 0,05 maka H0 ditolak, kesimpulannya terdapat hubungan pola
asuh orang tua dengan harga diri remaja di Banjar Pengenderan Kedonganan-Kuta. Pola asuh
otoriter yang diterapkan oleh orang tua pada anaknya cenderung kearah yang positif seperti orang
tua memaksa anaknya untuk belajar menari atau bermain gamelan sehingga anaknya memiliki
bakat dan dapat meningkatkan harga dirinya.
Kata kunci : Pola asuh, Harga diri
Copyrights © 2014