Peran perempuan dalam media massa, khususnya televisi sulit untuk dipisahkan terkait bagaimana ia ‘digambarkan’ agar menghibur ketika ditonton. Program televisi The Hotman memerlihatkan bagaimana perempuan dikomodifikasi lewat kebertubuhannya agar dapat menarik perhatian penontonnya. Penggunaan perempuan sebagai komoditi di dalam praktek kapitalisasi media membuat sejumlah persoalan terkait dengan bagaimana teks atau tanda terhadap kebertubuhan perempuan dibentuk. Dalam penelitian ini, peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana teks-teks yang mengomodifikasi pada kebertubuhan perempuan dalam program televisi The Hotman dijelaskan menggunakan Semiotik John Fiske meliputi kode-kode yang ada pada 3 tahapan yaitu level realitas, level representatif dan level ideologi. Hasil penelitian menjelaskan bahwa pada level realitas, peran perempuan menjadi sekunder dan ditampilkan hanya karena bentuk kebertubuhannya serta juga penggunaan pakaian, makeup dan gestur dibuat agar dapat menjadi daya tarik bagi penontonnya. Sedangkan pada level representasi, penggunaan teknik editing, pemilihan shot, musik dan suara memperkuat objektifikasi pada kebertubuhan perempuan lewat narasi, pemilihan peran, dialog dan karakter berupa perilaku yang sering membahas hal-hal yang syarat seksual secara ambiguitas. Terakhir pada level ideologis, The Hotman sengaja menggunakan tubuh perempuan untuk mendapatkan keuntungan ekonomis. Program acara televisi ini bukan hanya dilihat sebagai acara hiburan semata, tetapi secara ideologis lebih melihat pada tubuh perempuan sebagai komoditas dibandingkan sebagai eksistensi seseorang (misal keterampilan, profesi, bakat maupun pencapaian perempuan). Sistem kapitalisasi media secara sengaja terus melanjutkan komodifikasi terhadap kebertubuhan perempuan karena dinilai menguntungkan secara ekonomi tanpa memahami resiko yang berakibat pada perempuan itu sendiri.Kata Kunci: Komodifikasi, Kebertubuhan Perempuan, Semiotik John Fiske, Televisi, The Hotman
Copyrights © 2022