JURNAL TATA KELOLA SENI
Vol 8, No 2 (2022): Desember 2022

Bandung dalam Ambangan Setelah Boom 2000an: Pameran Bandung Contemporary (2013)

Ganjar Gumilar (Fakultas Industri Kreatif - Universitas Telkom, Jl. Telekomunikasi No. 1, Dayeuhkolot, Bandung - 40257)



Article Info

Publish Date
16 Dec 2022

Abstract

Sebagai sebuah wacana estetik, seni rupa Bandung telah cukup lama dibicarakan dalam sejarah seni rupa Indonesia. Bandung sering dibayangkan untuk menawarkan sebuah kekhususan dan kekhasan jika dibandingkan dengan seni rupa Indonesia secara umum. Satu cara yang sering dilakukan dalam memeriksa, membingkai, mendistribusikan, dan mempromosikan kekhususan tersebut adalah melalui penyelenggaraan pameran. Sebagai sebuah upaya untuk memeriksa upaya-upaya termutakhir dari pembingkaian tersebut, artikel ini akan menganalisis seri pameran Bandung Contemporary (2013), utamanya dari sisi tawaran premis, metode, serta pendekatan kuratorial dan membuatnya kontekstual terhadap kemutakhiran kebudayaan Indonesia. Pameran ini membawa konteks khasnya sendiri: diselenggarakan dalam aktivitas pasar yang sedang sangat menurun dan saat seni rupa Bandung kontemporer telah teridentifikasi dan dikenal oleh publik seni rupa. Dengan menimbang konteks-konteks tersebut, lantas inovasi dan kebaruan apa yang masih bisa ditawarkan oleh BC? Melalui kacamata kajian kuratorial, artikel ini akan mendiskusikan bagaimana pameran Bandung Contemporary menggunakan pendekatan sosiologis dalam upaya pembingkaian, pendistribusian, dan promosi talenta-talenta muda Bandung dalam masa-masa yang kurang produktif tersebut. Proposisinya cukup partikular, alih-alih menawarkan jawaban 'estetik' terhadap persoalan sosiologis, BC melerai dan juga merespons melalui cara-cara yang 'sosiologis': menekankan dan memanfaatkan potensi promosional dan persuasi wacana dari penyelenggaraan sebuah pameran seni. Bandung After the Precarious 2000s Boom: Bandung Contemporary Exhibit (2013) ABSTRACT Bandung, as an aesthetic discourse, has been frequently discussed in the history of Indonesian Art. Bandung is often imagined to be particular and peculiar to the general practice of the mainstream. A means by which those particular characteristics were frequently discussed, mediated, and emphasized is through exhibition-making. As an attempt to examine one of the most recent efforts of reframing Bandung, this article would analyze the premises, approaches, and methods explored in Bandung Contemporary (2013) and contextualize it within Indonesian contemporaneity. BC brought its own 'problematic' context: it was conducted during the downfall of market interest and after Bandung's contemporaneity has been 'identified' by the art public. Given this context and condition, how would BC remain inventive and novel in its exhibitionary discourse? Through curatorial studies, this article will discuss that Bandung Contemporary utilized sociological perspective in their effort of reframing, mediating, and promoting their newest talents during those unproductive times. Rather than proposing an 'aesthetic solution' to a sociological problem, BC proposed to respond with a sociological solution: emphasizing and utilizing the discourse production and promotional agenda of an exhibition.

Copyrights © 2022






Journal Info

Abbrev

JTKS

Publisher

Subject

Arts Humanities Other

Description

Jurnal Tata Kelola Seni adalah jurnal yang dikelola oleh Program Studi Tata Kelola Seni, Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Jurnal ini memuat hasil penelitian dan tinjauan buku dalam bidang tata kelola, terkhusus di wilayah ...