Kemampuan bisa membaca al-Quran sejak dini menjadi dambaan bagi setiap orang tua. Anak usia dini yang sudah bisa membaca al-Quran dengan lancar tentu saja akan menjadi kebanggaan ayah dan ibunya. Apalagi kemampuan tersebut bukan sekedar bisa, tetapi bisa dibilang mahir. Kategori mahir yang dimaksud adalah, balita tersebut sudah bisa membaca al-Quran sesuai dengan ketentuan makhroj, shifat dan hukum-hukum tajwid yang berlaku. Menurut pandangan orang tua secara umum, hal tersebut masih bisa dibilang mustahil. Apalagi di lingkungan kehidupan metropolis yang serba hedonis. Bagaimana bisa, balita memiliki kemampuan membaca al-Quran dengan baik dan benar, sementara umumnya anak-anak belajar baca Qur’an, kisaran usia SD barulah mereka bisa khatam Iqro. Baru pada usia SMP anak-anak tersebut mulai membaca al-Qur’an yang sesungguhnya, yakni membaca mushaf al-Quran dari awal juz 1. Pertanyaan yang muncul adalah, bagaimana mengoptimalkan pembelajaran al-quran bagi balita, sehingga mereka bisa menguasai kemampuan membaca al-Quran dengan baik dan benar lebih dini? Salah satu jawabannya adalah, dengan mengoptimalkan peranan orang tua, terutama ibu ketika mereka berada di rumah. Ingat, salah satu sabda rasul adalah: ibu merupakan sekolah pertama bagi anak-anaknya. Dengan memaksimalkan peranan orang tua di rumah untuk mengajar anaknya sedniri, maka itu akan menjadi jalan melejitkan kemampuan baca al-quran balita sejak dini. Rincian strategi, metode, dan sebagainya akan penulis sampaikan pada bagian selanjutnya.
Copyrights © 2021