Tatalaksana antivirus pada SARS-CoV2 (Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2) hingga saat ini masih diteliti efektivitasnya. Antivirus pada pedoman tatalaksana COVID-19 edisi 3 bulan Juli 2021 yaitu favipiravir dan remdesivir digunakan untuk derajat sedang, berat, dan kritis. Penelitian bertujuan membandingkan angka kematian pasien COVID-19 yang menggunakan antiviral favipiravir dan remdesivir. Penelitian ini merupakan penelitian cohort retrospective yang dilakukan di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta. Data penelitian dari rekam medik pasien yang terdiagnosis COVID-19 derajat sedang, berat, dan kritis yang dirawat selama periode Januari-Desember 2021. Sejumlah 99 pasien (50,8%) menggunakan favipiravir, sedangkan remdesivir sebanyak 97 pasien (49,5%). Analisis Chi-square dan multiple logistic regression digunakan untuk mengetahui hubungan variabel penelitian. Subjek penelitian dengan persentase terbanyak usia 46-65 tahun (65%), jenis kelamin laki-laki (54,6%), komorbid diabetes melitus dan hipertensi (13,3%), derajat keparahan berat (60,7%), dan viral load nilai CT ≤ 29 (80,1%), pasien pulang hidup (61,2%), dan meninggal (38,8%). Efektivitas kelompok favipiravir pulang hidup 67,7% dengan meninggal 30,3% lebih baik (p<0,05) dibandingkan kelompok remdesivir pulang hidup 52,6% dengan meninggal 47,4%. Analisis multivariat variabel perancu derajat keparahan (p< 0,05) sangat mempengaruhi angka kematian pasien COVID-19. Penggunaan favipiravir efektif mengurangi mortalitas pada pasien derajat sedang dan berat, sedangkan penggunaan remdesivir efektif mengurangi mortalitas pasien derajat keparahan kritis dibandingkan penggunaan favipiravir.
Copyrights © 2022