Di antara persoalan dakwah yang dihadapi masyarakat pedalaman di desa Suka Dame Kecamatan Tanah Pinem Kabupaten Dairi adalah belum berkembangnya dakwah secara memadai baik dalam arti sempit seumpama ceramah maupun dalam arti luas seperti penguatan keagamaan, pendidikan maupun kemandirian ekonomi. Padahal dakwah merupakan kewajiban yang bersifat mengikat bagi setiap Muslim sesuai kemampuan dan strategi yang dimilikinya. Penelitian ini terfokus pada strategi dakwah yang dikembangkan oleh Forum Dakwah Perbatasan (FDP) di desa Suka Dame, yang merupakan sebuah desa terpencil di pedalaman Kabupaten Dairi Sumatera Utara. Ketepatan strategi yang digunakan akan berpengaruh pada hasil dakwah yang dicapai. Strategi dakwah di perkotaan akan berbeda dengan strategi di pedesaan. Untuk dakwah di daerah pedesaan yang terpencil memerlukan strategi tersendiri yang bersifat kolaboratif antara kekuatan stuktural, kultural dan pelaku profesional. Ketiga elemen ini menjadi penting dan strategis untuk pelaksanaan dakwah di daerak terpencil. The problems of dakwah in rural communities in Suka Dame Village, Tanah Pinem Subdistrict, Dairi North Sumatera is still not yet developed optimally and has not touched on the aspect of Islamic strengthening, education and economic independence. Even though dakwah is a binding obligation for every Muslim according to the abilities and strategies he has. This research focuses on the strategy da'wah developed by the Forum Dakwah Perbatasan (FDP) in Suka Dame village, which is a remote village in the interior of Dairi Regency, North Sumatra. The accuracy of the strategy used will affect the results of the da'wah achieved. The strategies of Da'wah in urban areas will be different than rural areas. Da'wah in the rural areas need a separate collaborative strategy between structural, cultural and professional actors of da’wah. These three elements are important and strategic for the implementation of da'wah in remote areas.
Copyrights © 2022