Komunikasi antarbudaya terjalin antara masyarakat yang berbeda ras, suku, maupun sosial ekonomi. Penelitian ini dibuat untuk mengetahui komunikasi antarbudaya yang terjadi antara karyawan Indonesia dan Malaysia pada Teleperformance Malaysia, Penang dan bagaimana cara mereka mengatasi hambatan dalam komunikasi tersebut, serta upaya apa saja yang dilakukan untuk berinteraksi antara satu sama lain. Penelitian ini dibuat berdasarkan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Data diambil menggunakan teknik wawancara kepada tiga karyawan berlatar belakang budaya Indonesia yang bekerja di Teleperformance Malaysia. Setiap informan secara sukarela diwawancarai kurang lebih selama 30 menit di Teleperformance Malaysia. Untuk kepentingan tersebut diajukan lima pertanyaan penelitian. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi antarbudaya di kalangan para pekerja di Teleperformance Malaysia khususnya karyawan dari Indonesia berjalan dengan cukup baik meskipun pada awalnya terjadi banyak kendala saat mereka berkomunikasi, seperti masalah perbedaan istilah dalam bahasa yang digunakan, dialeg, kebiasaan, dan cara penyampaian informasi (baik secara langsung maupun melalui media sosial) menyebabkan terjadinya kesalahpahaman. Namun hal tersebut bukan menjadi penghalang bagi mereka untuk tetap berinteraksi dan melakukan komunikasi satu sama lain. Untuk mengatasi permasalahan tersebut mereka harus belajar lebih banyak tentang budaya Malaysia dan saling menghargai adanya perbedaan budaya.
Copyrights © 2022