E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana
Vol 3, No 2 (2015)

HIFU (HIGH INTENSITY FREQUENCY ULTRASOUND) SEBAGAI TERAPI ALTERNATIF UNTUK MIOMA UTERI

Harry Wijaya Surya, Gede Ngurah (Unknown)



Article Info

Publish Date
24 May 2015

Abstract

Mioma uteri merupakan tumor jinak uterus yang sangat sering ditemukan yang walaupun kadang-kadang asimptomatik, pada 50% kasus menimbulkan gejala, sehingga membutuhkan terapi. Sampai saat ini terapi yang paling banyak dilakukan adalah terapi bedah, baik dengan histerektomi maupun miomektomi.   Akhir-akhir ini dikembangkan teknik terapi non invasif untuk mioma uteri, salah satu terapi non invasif untuk mioma uteri ini adalah dengan HIFU (High Intensity Frequency Ultrasound). Prinsip kerja dari HIFU adalah dengan ablasi thermal, kavitasi akustik, dan kavitasi mekanis. Penggunaan HIFU memerlukan alat monitoring yang ketat, dapat dengan menggunakan MRI, CT, maupun USG diagnostik. Sebelum dilakukan HIFU, perlu diperhatikan persyaratan-persyaratan dan kontra indikasi. Selain itu juga perlu dilakukan simulasi sebelum terapi, persiapan pasien dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, evaluasi laboratorium, foto thoraks dan EKG untuk menilai kesanggupan tubuh pasien terhadap anestesi. Selama dilakukan terapi, dilakukan pemantauan ketat baik dengan menggunakan MRI maupun dengan USG Diagnostik. Setelah terapi, pasien diberi obat-obatan analgetik untuk mengurangi rasa nyeri, kemudian selanjutnya dilakukan pemantauan lanjutan dalam waktu tidak lebih dari 72 jam setelah terapi. Keberhasilan terapi dinilai dengan perubahan intensitas sinyal pada jaringan yang diterapi pada penggunaan kontras. Dan dari data-data yang didapat dari penelitian, didapatkan pengurangan gejala sebanyak kurang lebih 80% pasien. Kendala dari terapi dengan HIFU ini selain adanya persyaratan-persyaratan yang perlu dipenuhi adalah biaya yang mahal, karena alat ini masih baru dan hanya diproduksi oleh beberapa negara, seperti di AS, Israel, dan Cina dengan biaya operasional yang tinggi.

Copyrights © 2015