E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana
Vol 1, No 1 (2013)

UPAYA PENCEGAHAN PROLAPS ORGAN PANGGUL

Megadhana, Wayan (Unknown)



Article Info

Publish Date
04 Jun 2015

Abstract

Prolaps organ panggul (POP) adalah turunnya organ – organ yang mengisi daerah panggul yaitu: uterus, kandung kemih dan rektum, dari posisi anatomis yang normal masuk ke vagina atau sebagian sekitar 2% sampai menonjol keluar dari vagina. Prevalensi prolaps organ panggul secara epidemiologi berkisar 30 – 45% pada wanita usia diatas 50 tahun atau dengan status pascamenopause. Prolpas organ panggul dapat dibagi menurut tipenya, yaitu: prolaps uterus, prolaps dinding anterior vagina yaitu kandung kemih (sistokel) dan prolaps dinding posterior vagina yaitu rektum (rektokel). Kekuatan organ panggul terletak pada sistem penyokong organ panggul yang terdiri dari fasia endopelvis, otot levator ani (puborektalis, pubokoksigeus dan iliokoksigeus), ligamentum sakrouterina, ligamentum kardinal dan badan perineum atau perineal body.Penyebab terjadinya POP bersifat kompleks dan multifaktorial. Adapun faktor penyebabnya meliputi: demografi (usia, status pascamenopause), obstetri (paritas, persalinan pervaginam, instrumentasi pervaginam), operasi daerah pelvis (histerektomi, operasi POP), gangguan pencernaan (konstipasi kronik), gangguan jaringan penyokong (Ehlers-Danlos/Benign joint, hypermobility syndrome, Marfan syndrome). pola hidup (obesitas, merokok, penyakit gangguan pernafasan, olahraga yang berlebihan), genetik (riwayat keluarga, kulit putih). Kendati demikian faktor utama penyebab POP sampai saat ini disebabkan persalinan pervaginam dimana terjadi trauma pada otot – otot dasar panggul (muscle trauma) berupa peregangan maksimal dan penekanan keberadaan bayi dan cedera pada persyarafan (neuropathy injury) baik saat mengandung maupun saat persalinan dengan tindakan mengedan. Upaya pencegahan menjadi jawaban utama untuk mencegah terjadinya POP, ini dikarenakan biaya operasi POP sangat besar, memerlukan tenaga yang profesional serta rekurensi POP cukup besar sekitar 13% pasien akan kembali dioperasi dalam 5 tahun kemudian. Adapun upaya pencegahan dapat berupa perencanaan sectio cesarea pada pasien yang memiliki indikasi, mengurangi berat badan dengan menjalani pola hidup sehat karena dengan berat badan ideal maka akan mengurangi tekanan dan trauma pada otot dasar panggul, melakukan secara teratur senam Kegel untuk memperkuat otot dasar panggul dan pemberian terapi Hormone Replacement Therapy (HRT) berupa estrogen dan konjugasinya yang akan memperkuat ligament, otot dan mukosa vagina. Ada beberapa bentuk sediaan yang dapat digunakan terutama yang sesuai dengan kenyamanan penggunanya.

Copyrights © 2013