ABSTRAKBatu bara adalah salah satu sumber energi selain minyak dan gas bumi yang banyak menghasilkan devisa negara. Namun dibalik kelebihannya, aktivitas pelabuhan batu bara memiliki dampak negatif yaitu pencemaran udara seperti polusi udara, debu, getaran dan kebisingan. Kebisingan yang berlebihan dapat berdampak pada fisik maupun psikologi pekerja. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat kebisingan dan mengambarkan pemetaan di PT. Bukit Asam Tbk Unit Pelabuhan Tarahan. Alat yang digunakan untuk menentukan kebisingan dalam penelitian ini adalah sound level meter, pemetaan menggunakan softwere surfer 16, dan perhitungan kebisingan menggunakan rumus pada Keputusan Mentri Lingkungan Hidup No: kep-48/menlh/11/1996. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan dengan cara mencatat setiap 5 detik selama 10 menit diperoleh tingkat kebisingan rata-rata pada titik 1 rotary car dumper sebesar 81,3 dba, pada titik 2 stune crusher 85,4 dba, pada titik 3 belt conveyor 87,7 dba, pada titik 4 transfer tower 88,5 dBa, pada titik 5 ship loader 87,3 dba. Berdasarkan hasil analisa tingkat kebisingan rata-rata di PT. Bukit Asam tbk unit Pelabuhan Tarahan belum memenuhi standar baku mutu yang telah ditentukan yaitu 85 dba. Adapun rekomendasi strategi pengendalian kebisangan terhadap sumber bising yaitu perawatan mesin, perawatan komponen, dan modifikasi alat; pengendalian terhadap penerima bising yaitu pekerja wajib menggunakan alat pelindung telinga, rotasi kerja, pemasangan simbol-simbol dan monitoring penggunaan alat pelindung diri; serta pengendalian menggunakan penghalang kebisingan alami yaitu menggunakan tanaman bambu pagar dan pucuk merah.Kata kunci: kebisingan, sound level meter, pemetaan, bukit asam ABSTRACTANALYSIS OF NOISE ITENSITY IN PRODUCTION AREA PT. BUKIT ASAM TBK, TARAHAN PORT UNITCoal is a source of energy besides oil and natural gas, which generates a lot of foreign exchange for the country. However, coal port activities have a negative impact, specifically on air pollution, dust, vibration, and noise. Excessive noise can have an impact on the physical and psychological health of workers. The purpose of this study is to determine the noise level and describe the mapping at PT. Bukit Asam Tbk. Tarahan Port Unit. The tools used to determine noise in this study were a sound level meter, mapping using Surfer 16 software, and noise calculations using the formula in Minister of Environment Decree No. Kep-48/Menlh/11/1996. The average noise level is obtained at point 1 for the rotary car dumper (81.3 dBa), point 2 for the stone crusher (85.4 dBa), point 3 for the belt conveyor 87.7 dBa), point 4 for the transfer tower (88.5 dBa), and point 5 for the ship loader (87.3 dBa) based on the results of calculations performed by recording every 5 seconds for 10 minutes. Based on the results of the analysis of the average noise level at PT. Bukit Asam tbk. Tarahan Port Unit, it has not met the predetermined quality standard of 85 dBa. The recommendations for noise control strategies for noise sources are machine maintenance, component maintenance, and tool modification; control over noise receivers, namely workers are required to use ear protection devices, work rotation, use of symbols, and monitor the use of personal protective equipment; as well as control using natural noise barriers, namely Bambusa glaucesens and Syzygium myrtifolium.Keywords: noise, sound level meter, mapping, bukit asam
Copyrights © 2023