Kondisi pandemi ini menyebabkan kesehatan dan imunitas menjadi hal penting yang harus diperhatikan. Banyak cara dilakukan untuk menghindarkan diri dari berbagai penyakit, salah satunya adalah dengan menjaga tangan supaya tetap bersih. Suatu alternatif yang dapat dilakukan yaitu dengan membuat handsanitizer organik dari ekstrak daun kelor. Pendirian pabrik handsanitizer semakin meningkat dengan harapan dapat mengurangi penyebaran virus covid-19 dalam kondisi pandemi. Pabrik handsanitizer ini menggunakan bahan baku utama dari daun kelor dengan kapasitas 950 ton/tahun. Pabrik ini direncanakan didirikan di Blora, Jawa Tengah dan beroperasi selama 330 hari per tahun, 24 jam per hari. Hasil analisa ekonomi menunjukkan bahwa nilai Total Capital Investment (TCI) yang dibutuhkan adalah sebesar Rp34.742.173.897,90, dengan nilai Total Production Cost (TPC) sebesar Rp132.522.210.653,47. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa nilai laba kotor pabrik ini adalah sebesar Rp33.727.789.346,53per tahun. Apabila prosentase pajak yang harus dibayarkan adalah sebesar 40%, maka akan diperoleh laba bersih sebesar Rp20.236.673.607,92 per tahun. Laju pengembalian modal Rate of Investment (ROI) sebelum pajak sebesar Rp337.277.893,47; sedangkan setelah pajak sebesar Rp20.236.673.607,92. Lama pengembalian modal Pay Out Time (POT) sebesar 1,8 tahun. Break Event Point (BEP) sebesar 44%, sehingga diperoleh Internal Rate of Return (IRR) sebesar 25,72%. Nilai ini lebih besar dari prediksi bunga bank pada tahun 2021, yaitu sebesar 8% . Dengan demikian, berdasarkan tinjauan ekonomi, pabrik handsanitizer dengan bahan baku ekstrak daun kelor layak untuk didirikan.
Copyrights © 2022