ABSTRAK Transportasi darat lintas Sulawesi Tenggara – Sulawesi Selatan kini menjadi salah satu pilihan favorit bagi masyarakat dalam melakukan perjalanan. Lintasan ini sering di gunakan sebagai akses jalan lintas pengendara jalur darat dari Sulawesi Tenggara ke kota Makassar atau ke daerah – daerah yang berada di Sulawesi Selatan maupun sebaliknya. Jarak tempuh yang cukup jauh kadang membuat pengemudi kelelahan yang akhirnya dapat menyebabkan kecelakaan, dimana pengendara yang tidak mempersiapkan kondisi fisik dan kondisi kendaraan untuk perjalanan tersebut. Oleh karena itu untuk mengurangi resiko tersebut diperlukan sarana pemberhentian sementara untuk beristirahat berupa penyediaan fasilitas Rest Area yang penentuan lokasi dan fasilitasnya menyesuaikan dengan jarak / interval dan kondisi yang ada. Di jalan lintas Sulawesi Tenggara – Sulawesi Selatan sendiri belum terdapat Rest Area yang di lengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang di harapkan mampu menambahkan kenyamanan pengguna jalan. Sehubung dengan hal tersebut, untuk mendukung fungsi dan keberadaan fasilitas Rest Area yang mencerminkan kondisi lokalitas daerah setempat, maka pendekatan Arsitektur Neo-Vernakular diterapkan sebagai suatu penerapan elemen arsitektur berupa elemen fisik dan non fisik dengan tujuan melestarikan unsur-unsur lokal kemudian sedikit banyak mengalami perubahan menuju suatu karya yang lebih modern tanpa mengesampingkan nilai-nilai tradisi setempat. Ditambah dengan fasilitas Rest Area yang diharapkan para pengguna tidak hanya singgah untuk sementara waktu melainkan bisa menggunakan fasilitas yang ada sebagai alternatif wisata. Kata Kunci: Arsitektur Neo-Vernakular, Lintas Sulawesi Tenggara-Sulawesi Selatan, Pengendara Jalur Darat, Rest Area
Copyrights © 2022