Penelitian ini dilakukan atas dasar problem paradigmatik yang muncul dan mengakar pada mindset kaum mukmin, yang cenderung memisahkan antara ibadah mahdah dan ibadah muamalat. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research), dan pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teologis Antrophosentris. Zakat merupakan salah satu dari lima pilar agama, oleh masyarakat kita cenderung dikategorikan sebagai ibadah yang sakral serta tertutup dari inovasi dan perubahan-perubahan. Layaknya shalat, puasa dan haji, zakat juga diberlakukan demikian, dimana zakat hanya dimaknai sebatas perintah teologis, yang kemudian menggerus makna dari zakat yang tidak implikatif terhadap kesadaran filantropi. Zakat merupakan ibadah yang berdimensi ganda, meliputi dimensi mahdah dan juga muamalat. Rekonstruksi sadar zakat dengan mengembalikan khittah zakat sebagai ibadah yang mencakup dimensi mahdah dan muamalat, maka zakat tidak boleh dimaknai terpisah.
Copyrights © 2023