Cermin Dunia Kedokteran
Vol 48 No 12 (2021): Penyakit Dalam

Perbandingan Cure Rate Obat-obat Antiskabies di Formularium Nasional dengan Non-Formularium Nasional

Rizki Amalia Nashuha (Mahasiswa, Universitas Islam Bandung, Universitas Islam Bandung, Bandung, Indonesia)
Satryo Waspodo (Departemen Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, RS Muhammadiyah, Universitas Islam Bandung, Bandung, Indonesia)
Yani Triyani (Departemen Patologi Klinik, Universitas Islam Bandung, Bandung, Indonesia)



Article Info

Publish Date
01 Dec 2021

Abstract

Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei var hominis. Di Indonesia, skabies menduduki urutan ketiga dari 12 penyakit kulit tersering. Di antara sebelas faktor yang bisa memengaruhi prevalensi skabies di komunitas, salah satunya adalah kegagalan pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan cure rate obat-obat antiskabies di Formularium Nasional, yaitu permethrin dan salep 2–4, dengan Non-Formularium Nasional seperti benzyl benzoate, ivermectin, gamma benzene hexachloride, crotamiton, dan Tinospora cordifolia. Metode penelitian ini adalah scoping review dari September 2020–Desember 2020. Pencarian sistematis melalui database elektronik PubMed, Science Direct, Springer Link, Google Scholar, dan Cochrane sesuai kriteria inklusi dan eksklusi; skrining menggunakan kriteria PICOS (Patient, Intervention, Comparison, Outcome, dan Study). Hasil pencarian adalah 15 artikel; 11 artikel menunjukkan bahwa permethrin memiliki cure rate lebih tinggi daripada benzyl benzoate, ivermectin, gamma benzene hexachloride, dan crotamiton. Dua artikel menunjukkan ivermectin memiliki cure rate lebih tinggi daripada lindane dan sulfur. Satu artikel menunjukkan terapi kombinasi sulfur lebih baik daripada terapi tunggal. Satu artikel menunjukkan bahwa Tinospora cordifolia memiliki cure rate yang tinggi. Disimpulkan bahwa permethrin sebagai salah satu obat antiskabies yang terdapat di Formularium Nasional, memiliki cure rate lebih tinggi daripada obat-obat antiskabies Non-Formularium Nasional. Scabies is the third most common skin disease in Indonesia; it is caused by Sarcoptes scabiei var hominis mite. This study aims to compare the cure rate of antiscabietic drugs in the National Formulary, namely permethrin and 2–4 ointment with the Non-National Formularies such as benzyl benzoate, ivermectin, gamma benzene hexachloride, crotamiton, and Tinospora cordifolia. The systematic search was done in September 2020–December 2020 from electronic databases i.e. PubMed, Science Direct, Springerlink, Google Scholar, and Cochrane; using the inclusion and exclusion criteria and PICOS (Patient, Intervention, Comparison, Outcome, and Study) criteria, The search resulted in 15 articles; 11 articles show that permethrin has better cure rate than benzyl benzoate, ivermectin, gamma benzene hexachloride, and crotamiton. Two articles show that Ivermectin has higher cure rate than lindane and sulfur. One article suggests sulfur combination therapy is preferable to single therapy. One article shows that Tinospora cordifolia has a high cure rate. The conclusion is that permethrin as one of antiscabietic drug in National Formulary has higher cure rate than Non-National Formulary antiscabietic drugs.

Copyrights © 2021






Journal Info

Abbrev

CDK

Publisher

Subject

Health Professions Medicine & Pharmacology Public Health

Description

Cermin Dunia Kedokteran (e-ISSN: 2503-2720, p-ISSN: 0125-913X), merupakan jurnal kedokteran dengan akses terbuka dan review sejawat yang menerbitkan artikel penelitian maupun tinjauan pustaka dari bidang kedokteran dan kesehatan masyarakat baik ilmu dasar, klinis serta epidemiologis yang menyangkut ...