Resiliensi merupakan sifat pribadi yang merujuk pada adaptasi positif dan mengurangi pengaruh negative dan stressor sehingga individu dapat memperbaiki mental dan memelihara kesehatan mereka meski masalah yang menimpa mereka berat. Namun pada lansia, resiliensi yang dimiliki dipengaruhi oleh penyesuaian terhadap lingkungan dan support yang diterima dari keluarga atau masyarakat yang tinggal di sekitar lingkungan mereka. Metode: Desain penelitian meenggunakan rancangan penelitian deskriptif. Populasi penelitian ini berjumlah 90 jiwa lansia penyintas erupsi Gunung Semeru dengan Teknik sampling menggunakan total sampling. Variabel peenelitian ini adalah Resiliensi pada penyintas lansia yang mengalami erupsi Gunung Semeru secara langsung. Hasil: Hasil penelilitian ini tingkat resiliensi penyintas lansia erupsi Gunung Semeru didominasi tingkat resiliensi sedang sebanyak 51 responden (56,7 %) didominasi perempuan usia 50-60 tahun. Selain itu, lansia yang meengalami resiliensi rendah sebanyak 23 responden (25,6 %) dan resiliensi tinggi sebanyak 16 responden (17,8 %). Dalam rentang pekerjaan, petani mengalami resiliensi sedang sebanyak 31 reesponden (31,2 %). Dalam rentang pengalaman, sebanyak 3 kali ereupsi yang pernah dirasakan lansia yang mengalami resiliensi tingkat sedang sebanyak 35 responden (34 %). Kesimpulan: Resiliensi meruepakan titik terpenting untuk bangkit dari kejadian traumatis. Masyarakat lansia pasca erupsi memerlukan bantuan dari lingkungan sekitar untuk mengembalikan kehidupan lansia pasca erupsi. Sehingga dapat meminimalisir gangguan psikologis maupun biologis lebih parah.
Copyrights © 2022