Pandemi Covid-19 menyebabkan semua orang terisolasi termasuk remaja. Semua aktivitas dilakukan secara online. Hal ini menyebabkan peningkatan penggunaan internet untuk mengakses media sosial sebagai sarana berkomunikasi. Usia remaja merupakan usia peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa yang dikhawatirkan belum mampu mengontrol penggunaan media sosial secara positif sehingga berdampak pada remaja berupa kecanduan. Desain cross sectional dilakukan pada 89 responden anak usia remaja di SMPN 5 Pekanbaru menggunakan teknik proposional random sampling. Social Media Addiction Scale (SMAS) digunakan untuk mengukur tingkat kecanduan media sosial, sementara Strengths and Difficulties Questionnaire (SDQ) digunakan untuk mengukur kesehatan mental. Analisa data menggunakan uji Chi-Square dan uji Fisher. Hasil statistik didapatkan hasil tidak ada kecanduan media sosial terhadap kesehatan mental dengan gejala perilaku prososial (p value 0,281), masalah perilaku (p value 0,346), hubungan dengan teman sebaya (p value 0,072) yang berarti p value > ? (0,05), tetapi pada kecanduan media sosial dan kesehatan mental gejala emosional menunjukkan p value 0,001 dan gejala hiperaktivitas (p value 0,036) yang berarti p value < ? (0,05), ada hubungan antara kecanduan media sosial terhadap kesehatan mental dengan gejala emosional. Penggunaan media sosial yang tinggi dapat menyebabkan remaja mengalami perubahan kesehatan mental berupa perilaku prososial, emosional, masalah perilaku, hiperaktivitas, dan masalah dengan teman sebaya.
Copyrights © 2023