ABSTRAK Masalah keterbatasan dan menipisnya cadangan bahan baku Bahan Bakar Minyak (BBM) perlu mendapatkan perhatian serius. Upaya menciptakan energi alternatif yang baru dan terbarukan harus dikembangkan. Salah satu energi baru tersebut dapat diproduksi dari limbah biomasa yang mengandung karbohidrat, yang dikenal sebagai bioenergi. Limbah kulit singkong berpotensi untuk dijadikan bahan baku produksi bioetanol, karena mengandung karbohidrat. Limbah kulit singkong harus dihidrolisis terlebih dahulu menjadi gula. Gula dengan aktivitas ragi (Saccharomyces cerevisiae) diubah menjadi bioetanol .Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan jenis limbah kulit singkong terbaik dari 3 jenis limbah kulit singkong ( singkong Manggu, Racun dan Mentega) dalam menghasilkan kadar bietanol tertinggi melalui proses enzimatik. Penelitian dilakukan pada skala laboratorium melalui 4 ( empat) tahap: yaitu tahap pre-treatmeant, tahap hidrolisis dilakukan dengan 2 proses tahapan yaitu, proses likuifikasi menggunakan enzim alfa-amilase( 0.8 ml/lt) dan proses sakarifikasi menggunakan gluko-amilase ( 0,4 ml/lt), tahap fermentasi menggunakan ragi mauripan pada suhu kamar selama 72 jam dan tahap destilasi dilakukan setelah proses fermentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa limbah kulit singkong Manggu, Racun dan Mentega yang masing-masing mengandung karbohidrat sebesar 34.64% , 39,15 % dan 36.16 % menghasilkan bietanol dengan kadar masing-masing 2.1%, 3.1% dan 3,0%. Konsentrasi bioetanol yang dihasilkan linear terhadap kandungan karbohidrat didalam limbah kulit singkong. Kata kunci : limbah kulit singkong, hidrolisis enzimatis, fermentasi, destilasi, bioetanol
Copyrights © 2023