Dewasa ini, manusia berada dalam suatu periode baru dalam perjalanan sejarah hidupnya. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, terutama jaringan telekomunikasi sosial memberi andil yang sangat besar dalam perubahan yang demikian pesat dan bersifat global bagi kehidupan manusia. Kemajuan yang pesat tersebut terjadi ibarat “pedang bermata dua”. Di satu sisi, kemajuan tersebut membawa dampak yang positif, serentak di disisi lain membawa juga dampak negatif. Dampak positif membawa manusia kepada kemajuan-kemajuan yang dicapai melampaui periode sebelumnya. Sebaliknya, dampak negatif membawa manusia ke dalam situasi kehidupan yang dilematis, sehingga mengakibatkan banyak orang “terendam dalam krisis” nilai moral. Orang muda sebagai generasi penerus kehidupan tidak luput dari situasi krisis tersebut. Banyak orang muda ikut terpapar oleh pengaruh tawaran kehidupan yang menggiurkan. Pada kahirnya, mereka jatuh pada kenikmatan-kenikmatan sesaat tanpa makna. Orang muda Katolik sebagai masa depan dan pengemban misi Gereja yang hidup dalam arus perubahan ini juga tidak luput dari situasi kehidupan yang dilematis tersebut. Mereka ikut terendam dalam situasi krisis nilai-nilai moral. Akibatnya, banyak orang muda Katolik tidak mampu berkembang dalam kekudusan dan komitmen panggilan mereka sebagai masa kini Allah. Melihat realitas perubahan terebut, Paus Fransiskus melalui Seruan Apostolik Christus Vivit mengajak orang muda dan semua umat Allah untuk menyadari kebaruan dan kemudaan Kristus. Panggilan orang muda Katolik sebagai masa kini merupakan karunia istimewa Allah untuk mewujudkan kesadaran akan kewajiban dan tanggung jawabnya sebagai manusia. Masa muda dipenuhi dengan suka cita dan harapan-harapan besar. Pada masa ini orang muda memiliki mimpi yang besar menuju hidup yang lebih baik dan indah. Untuk itu, orang muda Katolik hendaknya memiliki kesadaran dan pemahaman akan situasi serta posisi kemudaanya yang begitu penting bagi Gereja dan kehidupan manusia.
Copyrights © 2023