Jurnal Penelitian Tanaman Industri


OPTIMASI DAN EVALUASI METODE KRIOPRESERVASI PURWOCENG

ROOSTIKA, IKA ( Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian Jalan Tentara Pelajar 3A Bogor, 16111)
DARWATI, IRENG ( Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Jalan Tentara Pelajar 3, Bogor 16111)
MEGIA, RITA ( Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus IPB Dramaga, Bogor)



Article Info

Publish Date
04 Sep 2013

Abstract

ABSTRAKOptimasi dan evaluasi metode kriopreservasi perlu dilakukan dalammenentukan protokol standar untuk penyimpanan jangka panjang biakanpurwoceng. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasiperlakuan pratumbuh, prakultur, dan formulasi media pemulih terhadapdaya tumbuh dan daya regenerasi tunas in vitro dan kalus embriogenikserta untuk mengevaluasi metode kriopreservasi melalui observasimorfologi, anatomi, dan sitologi. Penelitian dilakukan di LaboratoriumKultur Jaringan Kelompok Peneliti Biologi Sel dan Jaringan BB LitbangBiogen pada tahun 2008-2009. Teknik kriopreservasi yang digunakanadalah vitrifikasi (untuk apeks) dan enkapsulasi-vitrifikasi (untuk kalusembriogenik). Pada teknik vitrifikasi, tunas pucuk diberi perlakuanpratumbuh dengan sukrosa (3, 4, 5, dan 6%) selama 1 dan 2 minggu,perlakuan prakultur dilakukan pada media yang mengandung sukrosa 0,3M selama 1 dan 3 hari, perlakuan dehidrasi dengan PVS2 diberikan selama15 dan 30 menit, dan media pemulih yang diujikan adalah media dasar MSatau DKW dengan dan tanpa penambahan adenin sulfat 20 ppm. Padateknik enkapsulasi-vitrifikasi, kalus embriogenik dienkapsulasi terlebihdahulu dengan Na-alginat 3%, perlakuan dehidrasi dengan PVS2 diberikanselama 0, 30, dan 60 menit. Evaluasi metode teknik kriopreservasidilakukan melalui pengamatan morfologi secara visual, anatomi meristemdengan scanning electron microscope (SEM), pengujian viabilitas denganfluorescein diacetate (FDA), dan analisis ploidi secara flowcytometry.Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik enkapsulasi-vitrifikasi lebihbaik daripada teknik vitrifikasi untuk kriopreservasi purwoceng. Walaupunpersentase keberhasilan kriopreservasi rendah (10%), kalus embriogenikpurwoceng mampu berproliferasi dan beregenerasi menjadi ribuan embriosomatik dewasa. Evaluasi metode kriopreservasi dengan SEM dan FDAdapat diterapkan untuk memperkirakan keberhasilan teknik kriopreservasisecara dini sedangkan analisis flowcytometry dapat diterapkan untukmenguji stabilitas genetik bahan tanaman pasca-kriopreservasi.Kata kunci: Pimpinella pruatjan Molk., kriopreservasi, SEM, FDA,flowcytometryABSTRACTOptimization and evaluation of cryopreservation methods should beconducted to obtain standard protocol for long term conservation ofpruatjan. The objective of this study was to evaluate the effect ofcombined treatments of pregrowth, preculture, and recovery media to thesurvival and regeneration rate of in vitro shoots and embryogenic calli andto evaluate the cryopreservation methods by observing the morphological,anatomical, and cytological characters. The techniques of vitrification (forapex) and encapsulation-vitrification (for embryogenic calli) were appliedin this study. On vitrification technique, the apical shoots were pregrownon media containing of 3, 4, 5, and 6% sucrose for 1 and 2 weeks,precultured on media containing of 0,3 M sucrose for 1 and 3 days,dehydrated by PVS2 solution for 15 and 30 minutes, and planted onrecovery media (MS or DKW basal media supplemented with 20 ppmadenine sulphate). On encapsulation-vitrification technique, embryogeniccalli were encapsulated by 3% Na-alginate, dehydrated by PVS2 solutionfor 0, 30, and 60 minutes. The evaluation of cryopreservation methods wasdone through visual observation, SEM analysis, viability test, andflowcytometry determination. The result showed that encapsulation-vitrification was better than vitrification technique for cryopreservation ofpruatjan. The successful rate of this method was low (10%) but theembryogenic calli could proliferate and regenerate into thousands maturesomatic embryos. The evaluation by SEM and FDA can be applied asearly detection to estimate the successful of cryopreservation, whereasflowcytometry  analysis  may  determine  the  genetic  stability  ofcryopreserved materials.Key words: Pimpinella pruatjan Molk., cryopreservation, SEM, FDA,flowcytometry

Copyrights © 0000






Journal Info

Abbrev

JPTIP

Publisher

Subject

Industrial & Manufacturing Engineering

Description

Jurnal Penelitian Tanaman Industri merupakan publikasi ilmiah primer yang memuat hasil penelitian primer komoditas perkebunan yang belum dimuat pada media apapun, diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, DIPA 2011 terbit empat kali ...