Permasalahan gizi menjadi isu yang mendesak untuk diselesaikan karena berdampak pada kualitas sumber daya manusia Indonesia di masa depan. Sumber daya manusia adalah faktor utama penentu kesuksesan sebuah Negara. Kabupaten Banyumas menduduki peringkat ke 5 dengan permasalahan gizi di Jawa Tengah. Studi ini bertujuan melihat hulu-hilir upaya penanggulangan pemasalahan gizi di Kabuapten Banyumas. Penelitian ini merupakan penelitian mixed method atau kuantitatif dan kualitatif dengan model sequential explanatory yaitu menganalisis data menggunakan penelitian kualitatif dan dilanjutkan dengan penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, di hulu (level kebijakan) telah banyak sekali kebijakan pemerintah yang dilahirkan sebagai upaya percepatan penanggulangan masalah gizi. Banyak masyarakat maupun implementer program di level akar rumput yang belum memiliki penguasaan pengetahuan yang memadai terkait masalah gizi itu sendiri, baik dampaknya, faktor penyebabnya, hingga cara penanggulangannya. Hal ini didapatkan dari angka kejadian masalah gizi di Kabupaten Banyumas yaitu pada kasus Wasting di Kabupaten Banyumas paling banyak berada di wilayah kerja Puskesmas Sokaraja I 419 (12.5%), Kasus several wasting tertinggi beradi di wilayah kerja Puskesmas Kembaran II 383 (16.5%), dan Puskesmas Cilongok I dengan kasus stunting dan underweight paling tinggi di wilayah Kabupaten Banyumas yaitu sejumlah 786 bayi dan balita dengan stunting serta 167 bayi dan balita dengan under weight. Dapat disimpulkan bahwa Permasalahan gizi di Kabupaten Banyumas berupa masalah underweight, stunting, several wasting, dan wasting masih tinggi.
Copyrights © 2021