The established tolerance in the religiously moderate village of Sidodadi and Gajahrejo in South Malang is a result of the previous conflicts between different community groups regarding the interpretation of sacrificial animal blood and the challenges faced by minority groups of the Protestant faith in constructing places of worship. This article aims to describe the efforts made by the religiously moderate community in preserving and promoting religious tolerance within society. The descriptive qualitative method was employed, utilizing interview, observation, and documentation techniques. The study's findings indicate that tolerance in the religiously moderate village has been established and sustained due to the community's acceptance of religious pluralism, the cultivation of tolerance through formal and informal education, and the preservation of the Bari'an tradition to foster interfaith tolerance. In conclusion, tolerance has become an integral part of the community in the religiously moderate village, as the community works collectively to ensure that tolerance is effectively implemented, thus embodying the values of Pancasila and creating a harmonious and balanced society. AbstrakToleransi yang terjalin sangat baik di kampung moderasi beragama Desa Sidodadi dan Gajahrejo Malang Selatan memiliki latar belakang percekcokan antarkelompok masyarakat terkait perbedaan pemaknaan darah hewan qurban dan kesulitan membangun rumah ibadat bagi kelompok minoritas yang beragama Protestan. Tujuan penulisan artikel ini adalah mendeskripsikan upaya yang dilakukan oleh masyarakat kampung mode-rasi beragama dalam menjaga dan melestarikan toleransi beragama dalam masyarakat. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif, dengan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil Kajian memperlihatkan bahwa toleransi di kampung moderasi beragama dapat terbangun dan tetap lestari sampai saat ini, karena masyarakat menerima pluralisme agama, menanamkan toleransi dalam pendidikan formal dan informal, dan melestarikan tradisi Bari’an sebagai wadah untuk menjalin toleransi antaragama. Dari Kamian dapat disimpulkan bahwa toleransi telah menjadi bagian integral dalam masyarakat di kampung moderasi beragama, karena masyarakat bahu membahu mengusahakan berbagai cara agar toleransi dapat diimplementasikan dengan baik, untuk mengejawantahkan nilai Pancasila sehingga tercipta masyarakat yang hidup dalam harmoni dan berimbang.
Copyrights © 2023