Teresia Noiman Derung
Sekolah Tinggi Pastoral Yayasan Institut Pastoral Indonesia

Published : 14 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Toleransi dalam bingkai moderasi beragama: Sebuah studi kasus pada kampung moderasi di Malang Selatan Teresia Noiman Derung; Hironimus Resi; Intansakti Pius X
KURIOS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen) Vol 9, No 1: April 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Pelita Bangsa, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30995/kur.v9i1.723

Abstract

The established tolerance in the religiously moderate village of Sidodadi and Gajahrejo in South Malang is a result of the previous conflicts between different community groups regarding the interpretation of sacrificial animal blood and the challenges faced by minority groups of the Protestant faith in constructing places of worship. This article aims to describe the efforts made by the religiously moderate community in preserving and promoting religious tolerance within society. The descriptive qualitative method was employed, utilizing interview, observation, and documentation techniques. The study's findings indicate that tolerance in the religiously moderate village has been established and sustained due to the community's acceptance of religious pluralism, the cultivation of tolerance through formal and informal education, and the preservation of the Bari'an tradition to foster interfaith tolerance. In conclusion, tolerance has become an integral part of the community in the religiously moderate village, as the community works collectively to ensure that tolerance is effectively implemented, thus embodying the values of Pancasila and creating a harmonious and balanced society. AbstrakToleransi yang terjalin sangat baik di kampung moderasi beragama Desa Sidodadi dan Gajahrejo Malang Selatan memiliki latar belakang percekcokan antarkelompok masyarakat terkait perbedaan pemaknaan darah hewan qurban dan kesulitan membangun rumah ibadat bagi kelompok minoritas yang beragama Protestan. Tujuan penulisan artikel ini adalah mendeskripsikan upaya yang dilakukan oleh masyarakat kampung mode-rasi beragama dalam menjaga dan melestarikan toleransi beragama dalam masyarakat. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif, dengan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil Kajian memperlihatkan bahwa toleransi di kampung moderasi beragama dapat terbangun dan tetap lestari sampai saat ini, karena masyarakat menerima pluralisme agama, menanamkan toleransi dalam pendidikan formal dan informal, dan melestarikan tradisi Bari’an sebagai wadah untuk menjalin toleransi antaragama. Dari Kamian dapat disimpulkan bahwa toleransi telah menjadi bagian integral dalam masyarakat di kampung moderasi beragama, karena masyarakat bahu membahu mengusahakan berbagai cara agar toleransi dapat diimplementasikan dengan baik, untuk  mengejawantahkan nilai Pancasila sehingga tercipta masyarakat yang hidup dalam harmoni dan berimbang.
Upaya Pengampunan Keluarga Kristiani Menurut Injil Matius Teresia Noiman Derung
In Theos : Jurnal Pendidikan dan Theologi Vol. 1 No. 3 (2021): Maret
Publisher : Actual Insight

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.728 KB) | DOI: 10.56393/intheos.v1i3.530

Abstract

Peristiwa memprihatinkan selalu terjadi dalam hidup bermasyarakat, seperti pertengkaran, memukul, saling mendiamkan, bahkan membunuh sesama diakibatkan karena sakit hati dan dendam yang berkepanjangan. Hal ini terjadi karena tidak ada pengampunan. Tujuan penelitian ini untuk mengungkapkan dan mendeskripsikan konsep pengampunan yang ada di dalam Injil Matius dan upaya umat Kristiani agar mendorong para pelaku penyimpangan pengampunan untuk kembali ke jalan Tuhan sehingga memperoleh ampunan dari Tuhan dan sesama. Jenis penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif tentang pengampunan menurut Injil Matius serta upaya umat Kristiani memperoleh pengampunan dari Tuhan dan sesama. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam kepada sejumlah informan yang terlibat di dalam proses pengampunan umat Kristiani dan penelusuran dokumen terkait pengampunan di media massa daring. Hasil penelitian disimpulkan bahwa umat Kristiani tidak terlepas dari salah dan dosa sepanjang hidup. Ada upaya untuk kembali ke jalan Tuhan, yaitu mengaku dosa, sharing, memaafkan, diskusi, dan saling mendoakan demi memperoleh kedamaian dalam hidup.
Peran Pembina Dalam Pelaksanaan Bina Iman Anak Usia Dini di Paroki Santo Andreas Tidar Teresia Noiman Derung; Maria Mandonza
In Theos : Jurnal Pendidikan dan Theologi Vol. 1 No. 6 (2021): Juni
Publisher : Actual Insight

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.469 KB) | DOI: 10.56393/intheos.v1i6.547

Abstract

Pembina iman anak yang ada di Paroki Santo Andreas Tidar berasal dari lima lingkungan dan OMK. Dalam penelitian ini penulis mengemukakan pokok permasalahan yaitu: Sejauh mana peran pembina dalam pelaksanaan bina iman anak usia dini dan apakah ada perbedaan peran antar pembina yang satu dengan pembina yang lain dalam pelaksanaan bina iman anak usia dini di Paroki Santo Andreas Tidar. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Pengumpulan data menggunakan angket tertutup kepada 30 orang dan teknik analisa data menggunakan rumus Skoring dan Uji Binomial. Hasil pengolahan data dengan rumus skoring diperoleh skor rata-rata 2,51 artinya pembina menjalankan perannya dengan baik. Pengolahan data menggunakan uji binomial diperoleh nilai z= 1,3401 nilai tersebut lebih tinggi dari taraf signifikan 0,05 artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara peran pembina yang satu dengan pembina yang lain. Dari hasil pengolahan data menggunakan rumus binomial tersebut maka H(0) diterima dan H(a) ditolak. Oleh karena itu, para pembina diharapkan agar tetap semangat dalam menjalankan perannya dalam dalam pelaksanaan bina iman anak usia dini serta dala menerapkan hal-hal baru yang relevan di kalangan anak usia dini.
Katekese Tentang Kesetiaan Perkawinan Dalam Keluarga Menurut Hosea 1:2-9; 3:1-5 Bagi Suami Isteri Teresia Noiman Derung; Santa Hani Marsela; Kristina Natalia Keling
In Theos : Jurnal Pendidikan dan Theologi Vol. 1 No. 6 (2021): Juni
Publisher : Actual Insight

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.316 KB) | DOI: 10.56393/intheos.v1i6.549

Abstract

Gereja memandang perkawinan sebagai panggilan hidup yang tertinggi dan suci karena Allah sendiri yang memimpin dan memberkati melalui sakramen perkawinan sebagai hidup berkeluarga. Sakramen perkawinan sendiri memiliki perjanjian yaitu sekali seumur hidup atau tidak terceraikan. Meski dikatakan tidak terceraikan tidak sedikit juga pasangan Katolik yang tidak bisa mempertahankan kesetiaannya dalam berumah tangga. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka. Studi pustaka merupakan suatu kajian yang berdasarkan khazanah ilmu yang bersumber pada buku-buku kepustakaan yang sesuai dengan pokok permasalahan. Melihat situasi sekarang ini yang maraknya Perceraian dikarenakan kurangnya kesetiaan satu pasangan dengan contoh perselingkuhan, hal ini menunjukkan bahwa kesetiaan adalah problem bagi pasangan suami istri yang menyepelekan keskralan janji perkawinan. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis melakukan studi lapangan terhadap pasangan katolik yang aktif dalam kegiatan gereja dan memberikan komitmen yang baik terhadap pernikahannya juga memotivasi bagi pasangan Katolik yang tidak aktif dalam kegiatan menggereja maupun kerohanian dan mendorong pasangan Katolik agar hidup sesuai Ajaran Gereja.
Nilai-Nilai Kristiani yang Terkandung dalam Upacara Temu Manten Pada Perkawinan Adat Jawa Lusiana Lusiana; Santa Hani Marsela; Teresia Noiman Derung
In Theos : Jurnal Pendidikan dan Theologi Vol. 1 No. 10 (2021): Oktober
Publisher : Actual Insight

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.351 KB) | DOI: 10.56393/intheos.v1i10.1198

Abstract

Tradisi temu manten ialah tradisi yang dilakukan masyarakat jawa. Tradisi tersebut biasa digelar ketika seseorang memiliki hajat untuk menikahkan putra-putrinya. Temu manten juga disebut dengan upacara Panggih, artinya upacara pertemuan kedua belah pihak pengantin laki-laki dan pengantin perempuan di kediaman mempelai perempuan. Adapun nilai-nilai Kristiani yang terkandung adalah : kesabaran, kesetiaan, kelemahlembutan, cinta kasih, pelayanan, kesetaraan, dan tidak mencari keuntungan. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui nilai-nilai Kristiani yang terkandung dalam prosesi Temu Manten dalam pernikahan adat jawa khususnya di Paroki Maria Annunciata Lohdalem Keuskupan Malang yang pada dasarnya masyarakat atau umat kurang memahami arti dan makna nilai-nilai Kristiani yang terkandung didalam prosesi Temu manten dalam pernikahan adat jawa. Penelitian ini menggunakan Studi Pustaka dengan cara mempelajari atau menganalisa tentang upacara Temu Manten pada perkawinan adat Jawa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pelaksanaan tradisi Temu Manten atau panggih tidak terlepas juga dari nilai-nilai Kristiani yang ada khususnya pada Agama Katolik.
Pengaruh Kegiatan Rohani terhadap Perilaku Sosial OMK di Stasi Santa Theresa Nusa Jaya Bernadetha Devia Tindy Noveyra; Maria Frameliza Zefanya; Teresia Noiman Derung
In Theos : Jurnal Pendidikan dan Theologi Vol. 1 No. 12 (2021): Desember
Publisher : Actual Insight

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.877 KB) | DOI: 10.56393/intheos.v1i12.1210

Abstract

Perkembangan dunia dewasa ini sangat maju ditandai kehadiran ilmu pengetahuan dan teknologi yang canggih. Perkembangan dunia yang sangat maju ini menuntut manusia untuk discerment diri secara baik terhadap perkembangan yang terjadi, terlebih kaum muda. Kaum muda perlu membagi waktu dan discernment dengan baik antara kehidupan sosialnya dan kehidupan rohaninya. Menurut pengalaman penulis, di Stasi Santa Theresia Nusa Jaya, kegiatan Orang Muda Katolik (OMK) masih berjalan dengan baik dan lancar namun itu tidak menjamin perilaku sosial mereka di masyarakat. Maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kegiatan rohani dilaksanakan oleh Kaum Muda Katolik di Stasi Santa Maria Nusa Jaya. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yang merupakan subjek penelitiannya adalah Kaum Muda yang berusia 13-35 tahun, yang berjumlah 32 orang. Pengumpulan data menggunakan angket tertutup, sedangkan teknis analisa data menggunakan rumus F porsen dan table scoring. Berdasarkan data diperoleh hasil yaitu, ada pengaruh antara kegiatan rohani dan perilaku sosial.
Keterlibatan Orang Muda Katolik dalam Kegiatan Menggereja di Wilayah Gempol Malang Maria Puspa Asmoro Wati; Caroline Resthy Wardhani Halawa; Teresia Noiman Derung
In Theos : Jurnal Pendidikan dan Theologi Vol. 1 No. 12 (2021): Desember
Publisher : Actual Insight

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.14 KB) | DOI: 10.56393/intheos.v1i12.1213

Abstract

Orang Muda Katolik merupakan agen perubahan dalam Gereja yang diharapkan dapat memberi kesaksian hidup ditengah dunia modern saat ini yang didasarkan pada sabda Yesus kepada para Rasul. Sedangkan dalam kehidupan sehari-hari, orang muda katolik memiliki kebiasaan suka mabuk-mabukan, bermain judi dan jarang terlibat dalam kegiatan menggereja. Maka pembinaan dalam kegiatan Gereja diharapkan dapat mendorong semangat Orang Muda Katolik untuk hadir dan terlibat aktif dalam kegiatan Gereja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana Keterlibatan Orang Muda Katolik Dalam Kegiatan Menggereja. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Populasi data sebanyak 40 orang, dengan sampel data sebanyak 40 orang responden yang merupakan anggota dari Orang Muda Katolik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menyebarkan angket. Teknik analisis data yang digunakan yaitu menggunakan rumus Skoring. Hasil dari penelitian ini diketahui dari pengolahan data yaitu teknik skoring. Berdasarkan hasil pengolahan data secara keseluruhan menggunakan teknik skoring diperoleh skor 1.71 artinya Orang Muda Katolik terlibat aktif Dalam Kegiatan Menggereja.
Makna Upacara Kematian dalam Keagamaan Marapu Teresia Noiman Derung; Marlin Bitu Meja; Martinus Hary Purwanto; Teresia Ose
In Theos : Jurnal Pendidikan dan Theologi Vol. 2 No. 4 (2022): April
Publisher : Actual Insight

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.55 KB) | DOI: 10.56393/intheos.v2i4.1268

Abstract

Upacara kematian menurut adat Sumba berkaitan erat dengan adat kebiasaan menurut aliran kepercayaan Marapu. Sebagai masyarakat yang menganut keagamaan Marapu di sumba, percaya bahwa upacara-upacara dalam keagamaan Marapu dianggap keramat. Baik dari segi tempat, waktu, benda, alat, ataupun orang-orang yang menjalankan upacara tersebut. Adapun makna dari upacara kematian dan hewan kurban ini ialah bahwa upacara kematian merupakan penghormatan terakhir bagi yang meninggal, sedangkan hewan kurban dimaknai sebagai penjalin hubungan yang harmonis dengan arwah leluhur, dan untuk memperbaiki hubungan yang telah rusak akibat adanya anggota kabihu (marga/klan) yang melanggar adat istiadat. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui makna dari upacara kematian dalam keagamaan Marapu. Jenis Penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif tentang makna upacara kematian dan hewan kurban dalam keagamaan Marapu. Teknik pengumpulan data yaitu melalui pengumpulan data dengan studi pustaka. Adapun upaya yang dilakukan ialah menggali makna upacara kematian dan hewan kurban dalam keagamaan Marapu dari berbagai sumber.
Makna Upacara Reba dalam Kehidupan Beragama Masyarakat Langa Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada Teresia Noiman Derung; Aurelia Yosefa Moi; Fransisca Rida; Rikky
In Theos : Jurnal Pendidikan dan Theologi Vol. 2 No. 7 (2022): Juli
Publisher : Actual Insight

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.84 KB) | DOI: 10.56393/intheos.v2i7.1274

Abstract

Agama adalah salah satu institusi sosial yang merupakan bagian dari fakta sosial. Selain itu agama juga sering kali didefinisikan sebagai kepercayaan Tuhan yang maha kuasa. Jika budaya itu di langgar, maka akan mendapatkan musiba yang setimpal. Tujuan dari penelitian ini supaya manusia lebih memahami nilai agama dan budaya, sehingga bisa diterapkan dengan baik di lingkungan masyarakat. Dalam Penelitian ini peneliti meneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan kajian pustaka yang diperoleh dari dokumen- dokumen seperti artikel, buku dan juga dari internet. Hasil penelitian menemukan bahwa upacara reba sebagai bentuk rasa syukur masyarakat atas hasil panen yang didapatkan selama setahun. Dalam menjalankan upacara reba ada tiga tahap atau rangkaian penting didalamnya yaitu; kobe dheke, kobe dhoi, dan kobe su’i. Kobe dheke menjadi kegiatan inti yang harus dilakukan karena semua anggota keluarga berkumpul di rumah adat atau Sa’o. Perbuatan masyarakat yang berada di Desa Langa harus seimbang, baik agama mapupun budaya yang dipercayainya.
Membangun Toleransi Umat Beragama dalam Masyarakat yang Majemuk Teresia Noiman Derung; Anna Bernadette Sampelan; Hermina Serang Lubur; Nicomedes San Juang Tukan
In Theos : Jurnal Pendidikan dan Theologi Vol. 2 No. 8 (2022): Agustus
Publisher : Actual Insight

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (332.844 KB) | DOI: 10.56393/intheos.v2i8.1275

Abstract

Negara republik Indonesia adalah bangsa yang memiliki beragam budaya dengan sifat keanekaragaman meliputi budaya, agama, ras, bahasa, suku, tradisi dan sebagainya. Dalam bangsa yang pluralistik, sering kali terdapat krisis dan pertikaian yang terjadi antara kelompok-kelompok budaya dan membawa pengaruh pada kerukunan hidup. Tujuan penulisan ini adalah membahas keragaman budaya bangsa Indonesia, toleransi, moderisasi beragama dalam keragaman dan peran penyuluh agama dalam mewujudkan kedamaian bangsa Indonesia. Metode yang digunakan adalah penelitian pustaka. Kesimpulan kajian ini adalah bahwa dalam kehidupan multikultural diperlukan pemahaman dan kesadaran multibudaya yang menghargai perbedaan, kemajemukan dan kemauan berinteraksi dengan siapapun secara adil. Diperlukan sikap moderasi beragama berupa pengakuan atas keberadaan pihak lain, memiliki sikap toleran, penghormatan atas perbedaan pendapat dan tidak memaksakan kehendak dengan cara kekerasan. Diperlukan peran pemerintah, tokoh masyarakat, dan para penyuluh agama untuk mensosialisasikan, menumbuhkembangkan sikap toleransi dan moderasi beragama kepada masyarakat sehingga terbentuknya kehidupan yang tentram dan nyaman.