MANDALA of Health
Vol 7, No 1 (2014): Mandala Of Health

IDENTIFIKASI CIDERA OLAHRAGA ATLET BADMINTON USIA ANAK DAN REMAJA SEBAGAI BENTUK EVALUASI PROGRAM LATIHAN

Kusuma, MNH ( FKIK UNSOED)
T, Dreissigler ( University Of Leipzig)
S, Polner ( University Of Leipzig)
L, Kruger ( University Of Leipzig)
K, Altmann ( University Of Leipzig)



Article Info

Publish Date
14 Jul 2015

Abstract

Bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang memiliki karakteristik gerakan yang bersifat explosive, cepat dan menuntut terjadinya kontraksi terus menerus khususnya pada otot di persendian bahu, pinggang, lutut sampai dengan persendian ankle dan kaki (Jorgensen et al, 2010). Karaktersiktik gerakan seperti itu yang menjadikan badminton merupakan salah satu cabang olahraga yang memiliki jumlah insedensi cedera yang cukup tinggi. Meningkatnya jumlah atlet badminton yang mengalami permasalahan dengan cedera/drop-out pada usia anak-anak dan remaja, ditambah dengan minimnya pengetahuan tentang pola penatalaksanaan pencegahan dan perawatan cedera yang dimiliki pelatih, menjadikan faktor ini tergolong sebagai salah satu penyebab ketidakberhasilan program pembinaan jangka panjang bagi para atlet pemula (Kusuma et al, 2012). 186 atlet di University Sport-Club usia 10-17 tahun diperiksa dan diukur tingkat ruang gerak persendian (ROM) menggunakan metode visual analog scale (VAS), identifikasi sifat dan tingkat cedera dengan menggunakan Badminton Injury Questionnaire (BIQ), serta dicatat juga tinggi dan berat badan, usia latihan, frekuensi latihan, jenis cedera, lokasi terjadi, penyebab, frekuensi kejadian, keparahan cedera, jenis pengobatan, biaya pengobatan, dan lama pemulihan cedera. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui insidensi jenis cedera olahraga pada pemain bulutangkis usia anak-anak dan remaja, penyebab serta memberikan evaluasi beban latihan sekaligus rekomendasi kepada pelatih tentang pola penatalaksanaan cedera olaharga yang benar

Copyrights © 2014