<![CDATA[Upacara adat masyarakat Gorontalo dilaksanakan untuk menandai ataupun menghormati berbagai peristiwa diseputar kehidupan masyarakatnya. Syair (tuja’I) merupakan salah satu ragam sastra yang berbentuk puisi mengekspresikan rasa hormat atau nasihat dan petuah terhadap seseorang . Tuja’I ini menjadi salah satu bagian penting dalam setiap pelaksanaan upacara adat, khususnya pada upacara adat perkawinan .Tujuan penelitian ini prosesi adat peminangan atau adat tolobalango yang dilaksanakan dengan adat Gorontalo, mengungkap analisa syair atau tujai dalam Tata cara Adat Tolobalango dan menguraikan makna nilai-nilai agama yang terkandung dalam tujai yang disampaikan dalam adat peminangan atau adat tolobalango. Sumber data penelitian adalah tokoh (pemangku) adat, dan beberapa pasangan yang telah menikah yang prosesi pernikahan menggunakan adat Gorontalo. Pengumpulan data dengan teknik perekaman dan transkripsi. Anasisis data menggunakan konsep Analisa deskriptif melalui data triangulasi (presentasi data, reduksi data, dan penarikan kesimpulan) Berdasarkan pada hasil interview dengan para informan kunci. Hasil penelitian sebagai berikut. Pertama, Pertama; Prosesi adat peminangan atau adat tolobalango yang dilaksanakan dengan adat Gorontalo tentunya dilaksanakan sesuai tahapan adat Gorontalo. Sebelum adat peminangan atau adat tolobalango dilaksanakan, tahapan Tolobalango atau peminangan harus melewati 3 (tiga) tahapan adat. Kedua; Tuja’I merupakan salah satu ragam sastra yang berbentuk puisi sebagai media untuk mengekspresikan rasa hormat atau pun rasa sayang, nasihat dan petuah terhadap seseorang . Pada upacara adat Tolobalango. Isi Tuja’I atau syair ini adalah penentu dalam hasil pembicaraan kedua belah pihak. Ketiga; Nilai –nilai yang terkandung dalam kalimat tuja’I yang dilontarkan oleh Baate atau (pemangku adat) adalah (a) Penghargaan/ penghormatan kepada sesama. (b), Nilai kesantunan atau Etika. (c). Meninggikan Derajat.]]>
Copyrights © 2022
