Penelitian ini mengkaji tentang proses transformasi yang terjadi pada masyarakat pesisir pantai di dukuh Sukun, Yogyakarta. Masyarakat dukuh Sukun dikenal sebagai masyarakat pesisir yang banyak menggantungkan usaha dari wisata pantai. Perkembangan pariwisata dan relasi antar masyarakat dengan alam tidak selalu berjalan harmonis. Termasuk masyarakat dukuh Sukun yang berhadapan dengan konflik sosial dan alam. Tujuan penelitian ini untuk mendalami periode perkembangan masyarakat pesisir dukuh Sukun dalam merespon alam-wisata-abrasi pantai-dan konflik sosial dalam tata ruang pesisir. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Kajian transformasi dan konflik sosial digunakan untuk membedah permasalahan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses transformasi masyarakat dukuh Sukun dari periode yang berbeda akan terlihat bagaimana yang awalnya ada kesadaran untuk merespon alam yaitu penghijauan pantai dan peningkatan pertanian. Lalu periode berikutnya ada kesadaran untuk merespon wisata pantai yang didalamnya ada proses monetisasi dan munculnya aktor-aktor kekuasaan lokal. Dinamika dalam proses transformasi sosial di dukuh Sukun terlihat adanya kesadaran posisi dan status sosial para pemimpin atau local power yang memainkan peranannya untuk menciptakan role play atau aturan main dalam pengelolaan pantai Sukun. Ruang yang dulunya menjadi ruang bersama kemudian tersekat-sekat memisahkan antara yang satu dengan yang lainnya dan sibuk dengan kepentingan sendiri-sendiri. Ketika tidak ada ruang dialog bersama maka yang terjadi adalah konflik yang didasarkan pada monetisasi dan transaksional ruang (maksimalisasi keuntungan dalam perebutan ruang).
Copyrights © 2022