Keberagaman jenis pempek membuat peminat pempek memiliki kegemaran tertentu terhadap jenis pempek. Hal tersebut membuat pelaku pempek kadang kesulitan dalam menentukan jumlah produksi pempek sesuai dengan kegemaran peminat pempek. Sistem peramalan diperlukan untuk menentukan jumlah produksi pempek agar jumlah pempek sisa dapat di minimalisir. Penelitian menggunakan Metode Single Moving Average (SMA) dan metode Single Exponential Smoothing (SES) untuk meramal jumlah produksi pempek yang harus dibuat di kemudian hari. Penelitian ini menggunakan menggunakan nilai alfa 0,1 sampai 0,9 untuk metode SES dan nilai pergerakan 2 sampai 5 untuk metode SMA. Penelitian ini menggunakan 9 jenis pempek yang dijadikan data uji dan setiap jenis pempek ada 303 data. Indikator perbandingan dilihat dari akurasi peramalan dengan mencari kesalahan terkecil degan menggunakan metode Mean Absolute Percentage Error (MAPE). Metode SES menghasilkan persentase kesalahan yang paling kecil dengan nilai alfa 0,9 terdapat pada jenis pempek lenjer kecil (6,90%), Tahu (2,51%), Adaan (1,83%), Kulit (2,62%), Keriting (12,07%), Model (11,79%) dan Telor besar (4,05%). Metode SMA menghasilkan persentase kesalahan paling kecil dengan nilai pergerakan =2 terdapat pada jenis pempek keriting (31,80%), Model (12,33%), Tekwan (0,1%) dan telor besar (1,40%).
Copyrights © 2022