Penelitian ini bertujuan menguji kemampuan spesies dari kelas Bivalvia terhadap tingkat pencemaran air laut yang merupakan masalah klasik dan tidak pernah ada habisnya. Tidak hanya itu, hewan bercangkang (Bivalvia) ini pun mampu menyaring kandungan logam berbahaya dari komponen baja paduan yang memiliki tingkat racun sangat tinggi yang sering terkandung dalam limbah pabrik, yaitu merkuri. Namun, mungkin juga tidak semua spesies dari kelas Bivalvia memiliki kemampuan yang sama dalam menyerap atau menyaring air laut. Bagi nelayan, mereka hanya perlu mencari kerang kemudian hasilnya dikumpulkan ke pengepul lalu dijual, tanpa mereka ketahui betapa pentingnya kemampuan kerang ini bagi ekosistem, terutama dalam kemampuannya menyaring air laut yang tercemar. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti bertujuan untuk menguji secara langsung dan melihat kemampuan beberapa spesies yang umum atau terkenal yang banyak ditemukan oleh nelayan di pantai timur provinsi Sumatera Utara. Pengujian akan dilakukan secara langsung terhadap 10 jenis kerang yang banyak dijumpai di pantai timur Sumut yaitu Kerang Besar, Kerang Batik/Salome, Kerang Biru, Kerang Kapak, Kerang Kecil, Kerang Belang/Tiger, Kerang Panjang, Merak Kerang, Kemudi Kapal Kerang, Kerang Mutiara. Ke-10 jenis kerang tersebut dipilih secara purposive berdasarkan jumlah terbesar dan ukuran cangkang terbesar. Penelitian ini akan menggunakan teknik analisis Duncan One Way Anova atau Rancangan Acak Lengkap. Pengujian sampel akan dilakukan pada air laut di Pantai Mangrove Percut Sei Tuan. Hasil pengujian akan memberikan kesimpulan mengenai implikasi atau keterlibatan Bivalvia dalam membantu mengatasi pencemaran air laut dan pengaruhnya terhadap ekosistem dan manusia yang mengkonsumsinya. Hasil penelitian ini juga akan bermanfaat sebagai acuan dan sumber acuan penelitian selanjutnya untuk penelitian selanjutnya dalam menggali potensi bioindikator dari filum invertebrata lainnyaKata Kunci : Implikasi, Bivalvia, Biofilter, Pencemaran, Paluh Merbau
Copyrights © 2023