JURNAL AGROTEKNOSAINS
Vol 7, No 1 (2023): Jurnal Agroteknosains

BIOKONVERSI SABUT KELAPA MUDA MENGGUNAKAN LARVA LALAT TENTARA HITAM (Hermetia illucens) MENJADI PUPUK ORGANIK

Elly Dani (Universitas Alwashliyah)
Muhammad Yusuf Dibisono (Universitas Alwashliyah)
Dini Mufriah (Universitas Alwashliyah)
Lisdayani Lisdayani (Universitas Alwashliyah)



Article Info

Publish Date
30 Apr 2023

Abstract

Maggot memanfaatkan limbah organik sebagai sumber makanan, kemampuan maggot dalam mengurai sampah organik terkait dengan kandungan beberapa bakteri yang terdapat pada saluran pencernaan. Lalat jenis Black Soldier Fly mempunyai ukuran lebih besar dari lalat lainnya dan lalat jenis ini tidak menimbulkan penyakit karena masa hidupnya hanya untuk kawin dan bereproduksi. Upaya untuk meningkatkan kualitas pakan juga dipengaruhi adanya sumber protein hewani. Pakan yang belakangan ini cukup populer sebagai sumber protein hewani yang tinggi protein dan harganya terjangkau yaitu maggot BSF. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui media sampah organik seperti sabut kelapa muda, sampah restoran, kotoran ayam dan kotoran puyuh yang dapat meningkatkan kualitas pupuk organik dengan bantuan larva maggot BSF. Penelitian menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial dengan pemberian variasi jenis campuran bahan organik dan beberapa perlakuan bahan organik kepada larva BSF. Hasil penelitian menunjukan, bahwa pemberian maggot dengan sabut kelapa muda tanpa dicampur dengan sampah organik sangat berpengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan biomassa awal terhadap biomassa akhir maggot dari pakan yang dikonsumsi, menentukan bobot maggot yang paling maksimal dan mengetahui konsumsi substrat. Pemberian magot dengan sabut kelapa muda pada perlakuan SKM 1 berpengaruh nyata terhadap kadar C organik frass yang dihasilkan, yaitu sebesar 40,71% dan pada prameter C/N perlakuan SKM 1 (sabut kelapa muda + Larva maggot) menunjukan hasil yang nyata sebesar 74,54%. Akan tetapi pemberian sabut kelapa muda pada perlakuan SKM 1 tidak berpengaruh nyata terhadap biomassa akhir maggot, dikarenakan perlakuan pada SKM 1 menghasilkan lebih sedikit frass, lebih banyak residu kasar dan juga menyebabkan larva berukuran kecil dan kurus yang menunjukan larva tersebut tidak mampu mendegradasi sabut kelapa dengan baik, hal ini disababkan karena sabut kelapa muda mengandung selulosa (32%), lignin (38%), dan hemiselulosa (0,25%) sehingga susah dicerna oleh larva BSF.

Copyrights © 2023






Journal Info

Abbrev

AGROTEKNOSAINS

Publisher

Subject

Agriculture, Biological Sciences & Forestry

Description

Agrotechnoscience journal aims to encourage the development of science and technology in the field of research-based agriculture including: (a) agribusiness, (b) husbandry, (c) fisheries, (d) agroindustry, (e) postharvest industry, (f) genetic engineering, (g) environment, and (h) food ...