Dalam pola dasar pembangunan daerah, tercantum Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebagai salah satu tolok ukur utamanya. IPM suatu daerah memiliki hubungan yang negatif dengan tingkat kemiskinan di daerah tersebut. Untuk mengatasi masalah kemiskinan dan peningkatan IPM, pemerintah daerah dapat melakukannya dengan menganalisis faktor-faktor penyebabnya. Penelitian ini bertujuan untuk membentuk model umum faktor-faktor Tingkat Penduduk Miskin (TPM) dan IPM di Kalimantan Barat dari sudut pandang kewilayahannya. Penelitian ini menggunakan metode SUR-SDM (Seemingly Unrelated Regression-Spatial Durbin Model) yang mempertimbangkan efek spasial baik pada variabel terikat maupun variabel bebasnya. Data yang digunakan adalah IPM dan TPM beserta faktor-faktor yang memengaruhinya di Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2019. Analisis regresi beserta uji asumsi klasiknya merupakan langkah awal dalam penelitian ini. Setelah mendapatkan variabel yang signifikan dan memenuhi uji asumsi klasik, dilanjutkan dengan menentukan matriks bobot spasial Queen Contiguity. Kemudian mencari nilai indeks Moran dengan memanfaatkan matriks bobot yang telah diperoleh. Selanjutnya mencari estimasi parameter SUR-SDM dengan metode Maximum Likelihood. Hasil dari penelitian ini yaitu model umum yang terbentuk dapat memperlihatkan bahwa TPM dan IPM di suatu daerah yang bertetangga saling memengaruhi, dimana variabel-variabel yang berpengaruh dalam membentuk model adalah Rata-rata Angka Partisipasi Sekolah dan Rata-rata Kebutuhan Hidup Layak untuk model TPM dengan nilai R2 sebesar 33,3% serta Rata-rata Angka Partisipasi Sekolah , Pengeluaran per Kapita , Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja , dan Pertumbuhan Ekonomi untuk model IPM dengan nilai R2 sebesar 85,4%.Kata Kunci: Spatial Durbin Model, indeks Moran
Copyrights © 2023